Sejumlah Orang Tua Siswa di Cimahi Masih Belum Izinkan Anak Ikut PTM

CIMAHI – Pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Cimahi masih mendapatkan penolakan dari sejumlah orang tua siswa. Sang anak tak diizinkan untuk mengikuti PTM pada jenjang SD yang akan digelar pada 6 September mendatang.

Adapun beberapan alasan orang tua siswa masih tak izinkan anak mengikut PTM, yaitu karena sang anak belum menerima dosis vaksin yang usianya masih di bawah 12 tahun.

“Kita dari Komisi IV sempat tanya juga pada Disdik bahwa mereka sempat menyebar kuesioner pada orangtua murid. Memang hasilnya rata antara yang tetap di rumah dengan yang sudah mengizinkan,” kata Anggota Komisi IV DPRD Cimahi, Kania Intan Puspita, Jumat (3/9).

Kania menegaskan pada pihak Disdik Cimahi, tidak boleh memaksa orang tua siswa yang belum mengizinkan anaknya untuk mengikuti pembelajaran tatap muka.

“Kalau masih ada yang keluarganya masih sakit. Pastikan kondisi anak harus sehat untuk mengikuti pembelajaran tatap muka. Kemudian, kerja sama orangtua dengan muridnya harus terbangun dengan komunikasi secara terbuka,” bebernya.

Lanjut Kania, pihaknya sudah menyebarkan kuesioner pada orang tua siswa untuk mengizinkan siswanya mengikuti pembelajaran tatap muka.

“Jadi dengan penyebaran kuesioner juga lebih bijaksana menanggapi ketika orangtuanya tidak mengizinkan, jadi di sekolah tersebut guru harus tetap menyediakan media pembelajaran versi PJJ (pembelajaran tatap muka) tetap harus ada sesi,” ujarnya.

Meski begitu, Kania memastikan pembelajaran akan dilakukan melalui sistem pembelajaran dengan kurikulum darurat berbasis blended learning dan juga durasi jam belajarnya akan dikurangi.

“Sistem pembelajarannya dengan kurikulum darurat yang berbasis PTM karena sesuai dengan kondisi sekarang. Jadi, beberapa target tidak akan mencapai 100 persen karena durasi belajarnya dikurangi,” jelasnya.

“Mungkin hanya dari biasanya 4 jam menjadi 2 jam pelajaran. Sekaligus menyediakan modul pembelajaran,” tambahnya.

Menurut Kania, berdasarkan hasil evaluasi pada SD dan SMP yang sudah melengkapi sarana sesuai aturan prokesnya, sedangkan pada TK masih belum siap untuk menggelar pembelajaran tatap muka.

“Dari evaluasi kemarin ada beberapa sekolah SD, SMP perlengkapan dalam sarana prokesnya memenuhi standar sudah lengkap ruang isolasi sementara kecuali TK masih sedikit dibawah 30 persen yang siap terbuka untuk PTM,” imbuhnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan