Kembangkan Wilayah Jabar Selatan, Pemerintah Siapkan Rp 157 Triliun

BANDUNG – Kepala Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan Bappeda Jabar Ady Rachmat mengatakan, pemerintah telah menyiapkan anggaran sebanyak Rp 157 triliun untuk merealisasikan 80 program pengembangan wilayah di Kawasan Jabar Selatan.

“Untuk percepatan pembangunan Kawasan Jabar Selatan terdapat 80 program yang disiapkan dengan total dana yang dibutuhkan Rp 157 triliun,” ucap Ady Rachmat saat menjadi pemateri Pengembangan Wilayah Jawa Barat Selatan, Selasa (10/8).

Ia menyebutkan, rekapitulasi anggaran berdasarkan sumber pendanaan. APBN murni Rp 4 triliun, APBD murni Rp 270 miliar, APBN dan APBD Rp 13 triliun, APBN dan BUMN/BUMS/Swasta Rp 26 triliun, APBN, APBD, dan BUMN/BUMD/Swasta Rp 5 triliun kemudian BUMN/BUMD/swasta Rp 107 Triliun.

“Program tersebut terbagi dalam dua tahap, yakni tahap I (rampung 2024) dan tahap II (rampung 2030). Program ini terdiri dari sektor pariwisata (9 program), kelautan perikanan (8 program), agribisnis (4 program), dan infrastruktur (59 program),” sebut Ady.

Sementara itu, Kepala Bappeda Jabar Ferry Sofwan Arif mengatakan konsep pengembangan terpadu diharapkan dapat menghasilkan spread-effect yang akan memberikan pengaruh positif antar wilayah yang dapat menghasilkan keseimbangan pembangunan wilayah.

Menurutnya, hal tersebut memanfaatkan potensi dari tiga sektor yang ada di wilayah tersebut, yakni agribisnis, perikanan, dan pariwisata.

“Jabar selatan memiliki potensi yang besar, namun disisi lain juga memiliki sejumlah keterbatasan. Laju pertumbuhan ekonomi di Jabar selatan masih terbatas,” katanya.

Diwaktu yang sama, Deputi Kepala Bank Indonesia Jabar Bambang Pramono mengatakan meski investasi Jabar pada semester 1-2021 tertinggi secara nasional namun masih terkonsentrasi di wilayah utara. Khususnya di Kawasan industry di Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, dan Kota Bandung.

“Investasi di wilayah Jabar selatan sangat kecil. Salah satu indikasi lemahnya investasi di wilayah selatan adalah kurangnya infrastruktur di wilayah tersebut sehingga pengembangan infrastruktur perlu dilakukan,” katanya.

Yayan Satyakti mengatakan data menunjukkan kinerja IPM Wilayah Jawa Barat Selatan relatif tertinggal dibandingkan dengan wilayah Jawa Barat Tengah dan Jawa Barat Utara.

Menurutnya, beberapa permasalahan klasik di Jabar selatan adalah kawasan tersebut merupakan wilayah zona Konservasi alam untuk backbone wilayah tengah dan wilayah utara, kemudian difokuskan pada pertanian, kehutanan, wisata, dan zona konservasi air.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan