JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, ekonomi kuartal II tahun ini yang berhasil tembus di atas 7 persen ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan investasi. Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyebut pengusaha memiliki andil yang sangat besar bagi perekonomian Indonesia. Sebab, konsumsi rumah tangga terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 55,07 persen.
“Kalau kita bicara tentang konsumsi itu bicara tentang daya beli masyarakat yang ujung dari daya beli masyarakat itu adalah kepastian pendapatan,” ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (12/8).
Bahlil menjelaskan, selain peran pengusaha sebagai penyedia produk konsumsi, daya beli masyarakat juga menjadi faktor utama yang menggerakkan konsumsi. Jika konsumsi terus meningkat maka akan berujung pada penciptaan lapangan pekerjaan.
“Bagaimana orang punya daya beli masyarakat kalau ngga ada kepastian pendapatan? Dan kepastian pendapatan itu hanya bisa terjadi kalau ada lapangan pekerjaan, dan lapangan pekerjaan ini bisa terwujud kalau didorong oleh sektor swasta,” jelasnya.
Sebaliknya, Bahlil mengatakan jika lapangan kerja yang tercipta rendah, maka konsumsi masyarakat pun tidak bisa memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi.
Bahlil menambahkan, Undang-Undang Cipta Kerja atau Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, menurutnya adalah upaya pemerintah untuk mendorong terciptanya lapangan pekerjaan dari dunia usaha.
“Makanya dunia usaha yang dipimpin oleh Pak Arsjad Rasjid ini sebagai pahlawan bangsa sekarang, karena kalau nggak, chaos ini negara kalau pengusahanya nggak kuat,” pungkasnya.
(Jawapos.com)