Acara Bagi-Bagi Sembako Presiden Berujung Kerumunan, Demokrat: Luhut Berwenang Menegur Presiden

JAKARTA– Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat Syahrial Nasution mengkritisi aksi bagi-bagi sembako yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dianggapnya telah melanggar protokol kesehatan dengan menciptakan kerumunan massa beberapa waktu lalu.

Menurut Syahrial, seharusnya Satpol PP melakukan pembubaran, termasuk juga Koordinator Penanganan Covid-19 Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan seharusnya bisa menegur kepala negara tersebut. Ini lantaran pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan Jokowi.

“Jika mau taat aturan, Satpol PP mestinya berwenang untuk membubarkan acara yang menciptakan kerumunan tersebut. Sebagai koordinator penananganCovid-19 nasional, Luhut Pandjaitan pun berwenang menegur protokol Presiden dan Paspampres,” ujar Syahrial saat dikonfirmasi, Kamis (12/8).

Syahrial juga mempertanyakan kepada Presiden Jokowi alasannya membagikan sembako yang menimbulkan kerumunan masyarakat tersebut. Sebab kegiatan tersebut sangat mencemaskan lantaran angka kasus Covid-19 di dalam negeri terus mengalami peningkatan.

“Saya juga heran, kenapa Pak Jokowi melakukan cara-cara kampanye dan membuat kerumunan bagi-bagi bansos tersebut di Jakarta? Di Jakarta kan Gubernur Anies Baswedan sudah dianggap cukup bagus dan berhasil mengendalikan korban Covid-19,” katanya.

Jika kerumunan masyarakat yang diciptakan Presiden Jokowi berimbas adanya kluster penularan. Dia meyakini kepala negara tersebut tidak akan meminta maaf kepada publik.

“Seandainya, akibat bagi-bagi sembako tersebut ada yang terjangkit dan kemudian menjadi korban Covid-19 mustahil ada tindakan. Dan mustahil juga ada permohonan maaf,” pungkasnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyambangi Terminal Grogol, Jakarta Barat pada Selasa (10/8). Kedatangan orang nomor satu di Indonesia ini, untuk membagikan sembako kepada warga. Namun karena tingginya antusias warga yang  tidak sabaran mengantre hingga menyebabkan terjadinya kerumunan, bahkan terjadi dorong-dorongan.

Diketahui, Jokowi tiba sekitar pukul 16.12 WIB. Namun saat tiba, Jokowi tidak turun dari mobil yang ditumpanginya. Masyarakat pun hanya bisa melihat dari jauh sambil meneriaki memanggil-manggil namanya.

Saat Jokowi tiba, pembagian sembako sebenarnya berjalan kondusif. Mereka mengantre dengan menjaga jarak. Namun setelah mantan Gubernur DKI Jakarta itu meninggalkan lokasi, situasi tidak kondusif.

Terlihat mereka terlibat saling dorong, sampai ada beberapa warga yang terlihat terjepit di antara kerumunan massa. Alhasil protokol kesehatan jaga jarak pun terabaikan. (Jawapos)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan