Kisah Asep, Sopir Ambulan Pembawa Ratusan Pasien COVID-19 di Cimahi

CIMAHI – Seorang sopir ambulan Puskesmas di Kota Cimahi, Asep Muhamad Rahman Soleh (39) menceritakan kisahnya selama setahun lebih berjibaku membawa pasien COVID-19. Awalnya tak biasa, namun kini ia sudah terbiasa.

Sejak virus korona mewabah di Kota Cimahi, pria asal warga Kampung Cisangkan Girang, RT 04/10, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah itu sudah terlibat untuk melakukan penanganan. Ia bertugas membawa ambulan yang berisi pasien COVID-19.

Asep yang berstatus Tenaga Harian Lepas (THL) bertugas di Puskesmas Cipageran. Namun saat awal COVID-19 mewabah, hanya dirinya dan temannya bernama Ridwan yang ditugasi membawa pasien yang terinfeksi virus korona.

Ia tak akan lupa momen pertama kali merujuk pasien yang terinfeksi virus korona ke Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jawa Barat, Jalan Kolonel Masturi Kota Cimahi pada Maret 2020.

Ketika itu, lihai membawa kendaraan roda empat saja tak cukup, namun mental pun harus kuat sebab bayang-bayang infeksi virus corona mengintainya. Lengah sedikit saja, bukan tak mungkin ia terpapar.

Bak astronot, ia pun memakai baju hazmat serta Alat Pelindung Dkri (APD) secara lengkap lainnya agak tak tertular COVID-19. Asep bingung, tapi ia sadar ini adalah tugas mulia yakni menyelamatkan nyawa manusia.

“Pertama merujuk pasien itu Maret 2020. Dari awal saya sudah ditugaskan untuk merujuk pasien COVID-19,” ujar Asep, Minggu (25/7).

Kasus warga yang terkena COVID-19 pun terus bertambah, sehingga membuat Asep dan Ridwan kewalahan. Strategi pun dibuat, dimana pasien khusus yang terinfeksi virus korona harus dirujuk sopir ambulan Puskesmas masing-masing. Saat itu Asep ditugasi untuk meng-cover Puskesmas yang tidak memiliki sopir ambulan.

“Waktu lagi-rame-ramenya saya setiap hari merujuk 4-6 pasien. Kebetulan saya hanya antar pasien, bukan jenazahnya,” tutur Asep.

Asep pertama kali menjadi sopir ambulan tahun 2011 ketika ada informasi lowongan di Dinas Kesehatan Kota Cimahi. Ia ditugasi menjadi sopir ambulan di Puskesmas Padasuka.

Ia harus beradaptasi dengan mobil ambulan, yang tentunya memiliki adrenalin berbeda dengan kendaraan biasa. Awalnya ia gugup, sebab nyawa pasien seolah berada ditangannya saat pertama kali merujuk.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan