Pemkab Bandung Bakal Tambah Rumah Potong Hewan

BALEENDAH – Menyikapi antusias masyarakat dalam melaksanakan ibadah kurban di masa pandemi Covid-19, Bupati Bandung Dadang Supriatna berencana akan menambah Rumah Potong Hewan (RPH) di Kabupaten Bandung.

“Meski di tengah wabah pandemi, antusias masyarakat tetap tinggi sehingga setiap tahunnya terjadi peningkatan jumlah penyembelihan hewan kurban,” kata Dadang disela Pelaksanaan Pemotongan Hewan Kurban di RPH Baleendah, Rabu (21/7).

Dadang mengaku, hingga saat ini Kabupaten Bandung hanya memiliki delapan tempat RPH berstandar Australia, yakni tiga milik pemerintah daerah dan lima milik swasta.

“Potensi pelaksanaan kurban tahun ini sekitar 20.000 ekor. Kalau satu RPH rata-rata bisa memotong 300 ekor per hari, dikali delapan RPH jadi 2.400 ekor per hari. Jika Hari Idul Adha ditambah 3 Hari Tasyrik, berarti sekitar 9.600 ekor yang bisa dipotong RPH. Kalau hal seperti ini berlanjut hingga tahun depan, saya kira perlu penambahan RPH, minimal per kecamatan satu RPH,” kata Dadang.

Dadang berpendapat, pemotongan kurban di RPH jauh lebih baik daripada mandiri. Pasalnya, hewan yang disembelih di RPH akan melalui proses pengecekan oleh tim Kesehatan Hewan (Keswan).

“Dari sisi higienisnya sangat terjamin. Kemudian dari sisi syar’i, yang motong juga sudah punya sertifikat dari MUI. Yang terpenting adalah Post Mortem, jadi setelah dilakukan pemotongan itu di cek hatinya, paru-parunya, jeroannya itu dicek. Kalau misalkan itu layak ya silahkan diambil, kalo enggak memang kita minta untuk dimusnahkan tidak dikonsumsi,” jelasnya.

RPH Baleendah, lanjut Dadang Supriatna, sudah melaksanakan penyembelihan hewan kurban sekitar 260 ekor sapi. Hewan kurban tersebut telah didistribusikan ke setiap masyarakat yang melaksanakan ibadah kurban.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian (Kadistan) Kabupaten Bandung Tisna Umaran menjelaskan, pihaknya terus melakukan bimtek (bimbingan teknis) kepada penyuluh termasuk anggota Dewan Kemakmuran Masjid (DKM). Hingga saat ini sudah tercatat 350 anggota DKM yang mengikuti pelatihan.

“Untuk teknisnya kita ada dokter hewan, paramedis dan penyuluh. Jadi yang monitor ke lapak-lapak itu juga kita upgrade. Teman-teman penyuluh dan DKM juga kita latih untuk melihat, merobohkan hewan serta tata cara penyembelihan hewan kurban. Kemudian post mortemnya juga secara sederhana kita ajarkan,” kata Tisna.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan