BOGOR – Polresta Bogor Kota, Jawa Barat, menemukan tiga apotek yang menjual obat Covid-19 di atas harga eceran tertinggi (HET).
Polisi pun telah menetapkan tiga pemilik apotek tersebut sebagai tersangka.
“Kami menemukan ketiga apotek tersebut menjual obat antivirus dengan harga sangat tinggi, setelah sebelumnya (kami) melakukan penyelidikan selama dua hari berdasarkan laporan dari masyarakat,” kata Kapolresta Bogor Kota Kombes Susatyo Purnomo Condro di Kota Bogor, Jumat (16/7).
Ketiga apotek itu ialah Apotek MP, Apotek SP di Kota Bogor, dan satu lainnya Apotek TP di Kabupaten Bogor, Jabar.
Menurut Kombes Susatyo, ketiga apotek itu menjual obat antivirus untuk Covid-19 yakni Ivermectin dan Favipirafir dengan harga dua kali lipat dari HET.
Dia menambahkan berdasar hasil penyelidikan kepolisian ketiga apotek itu diduga menjual obat tersebut secara daring, serta dijual di luar wilayah Bogor.
Susatyo menuturkan bahwa ketiga pemilik apotek tersebut dijerat Pasal 14 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular. Pasal 14 UU 4/1984 menyatakan, “Barang siapa “Ketiga apotek tersebut telah melanggar Pasal 14 dalam pengobatan,” katanya.
dengan sengaja menghalangi pelaksanaan penanggulangan wabah, baik penyelidikan epidemiologis, pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan isolasi, pencegahan dan pengebalan, pemusnahan penyebab penyakit, dan penanganan jenazah , diancam hukuman penjara paling lama satu tahun dan/atau denda setinggi-tingginya Rp 1 juta.”
Melalui temuan tersebut, Susatyo mengingatkan masyarakat yang mengetahui adanya penjualan obat di atas HET, apalagi melalui online, termasuk apotek menjual obat tanpa resep dokter, agar melapor ke polisi. “Ini menjadi pantauan dari Tim Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bogor,” katanya. (antara/jpnn)