Provinsi Jabar Cetak Rekor Pasien COVID-19 Terbanyak yang Meninggal Dunia Saat Isoman

BANDUNG – Koalisi masyarakat Lapor COVID-19 mengungkapkan sebanyak 451 pasien yang tengah menjalani perawatan secara isolasi mandiri (Isoman) di Indonesia meninggal dunia. Hal ini karena sebagian pasien tidak terpantau dan terlambat untuk ditangani secara medis.

“Data per 12 Juli 2021 terdapat 451 total kematian, dan sejauh ini yang terbanyak itu di Jawa Barat. Laporan pasien yang meninggal juga sudah mulai terjadi di luar Jawa, kami juga menemukan misalnya di Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, NTT, Sumatera barat,” ujar Co-Inisiator Lapor COVID-19 Ahmad Arif pada konferensi Pers daring CISDI ‘Kolapsnya Fasilitas Kesehatan dan Kematian Pasien Isolasi Mandiri’, Senin (12/7/2021).

Menurut laporan yang diterimanya, ratusan jiwa pasien yang meninggal itu berasal dari 12 provinsi dan 62 kabupaten/kota dengan provinsi Jawa Barat yang paling tinggi pasien meninggal dunia saat isoman sebanyak 160 orang. Sedangkan untuk konteks kota dan kabupaten, Kota Bekasi tercatat yang paling tinggi dengan 81 korban, diikuti Kabupaten Sleman 44 korban.

Selain karena keterlambatan menangani pasien isoman, ada pula pasien yang beranggapan sakit biasa sehingga terlambat diperiksa dan baru terkonfirmasi positif Covid-19 setelah meninggal dunia.

“Ada juga pasien yang tidak mau ke Rumah Sakit, karena takut di-Covidkan. Ada beberapa orang yang tinggal di daerah kawasan perdesaan di beberapa daerah di Jawa timur mereka itu menyebut sakit biasa, mereka menyangkal covid kemudian terlambat diperiksa,” kata Arif.

Selain itu juga, terdapat pula pasien yang tidak mendapat pertolongan karena RS penuh. Lalu ketika datang ke fasilitas kesehatan sudah dalam kondisi sudah memburuk. Di samping itu juga, kematian yang paling banyak adalah menimpa kelompok lanjut usia (lansia) serta orang dengan komorbid diabetes dan hipertensi.

Data terkini lebih dari 400 orang pasien meninggal saat isolasi mandiri ini, menurut Arif, terdapat banyak lagi kasus-kasus serupa yang tidak terdata.

“Kami yakin ini fenomena gunung es karena tidak semua diberitakan atau terlaporkan,” jelasnya. (mg1/boy)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan