Kami Ini Sudah Lelah: Beratnya Beban Sopir Ambulans pada Masa Pandemi Covid-19

BALEENDAH – Raut wajah yang terlihat lelah menghiasi muka Aan Suherman, 52, seorang sopir ambulans yang telah mengabdikan jasanya di RSUD Al-Ihsan sejak tahun 1997 atau tepatnya sudah 24 tahun lalu.

Saat ditemui, Aan masih membersihkan ambulans yang baru saja dipakai mengantarkan pasien Covid-19. Meski sebagian rekan kerjanya sakit karena terkonfirmasi Covid-19, Aan tak patah semangat menggeluti tugasnya.

Lonjakan angka Covid-19 membuat Aan harus bekerja dan menguras tenaganya lebih ekstra. Sebab, kini soal mengantar jenazah atau pasien Covid-19, Aan bisa melakukan penjemputan sebanyak enam kali dalam sehari.

Tak hanya itu, pandemi Covid-19 membuat aktivitas Aan sebagai supir ambulans meningkat, imbasnya, ia pernah sampai tak bisa pulang ke rumah. Tak jarang, ia harus menahan rindu pada keluarganya.

“Pernah tidak pulang. Kadang-kadang kalau ada sopir yang enggak masuk seperti sakit, otomatis kita handle. Saya kabari orang di rumah supaya tidak khawatir,” ungkap Aan saat diwawancara di RS Al Ihsan Baleendah, Kamis (17/6).

Ada sejumlah pengalaman yang ditemui Aan selama mengantar pasien di tengah kondisi pandemi, diantaranya saat mengantarkan jenazah atau pasien Covid 19, terkadang ada warga yang menerima penerapan protokol kesehatan, tapi ada juga yang menolak.

Bahkan, Aan pernah diminta oleh warga untuk tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).

“Hal ini menjadi dilema bagi saya, karena tidak mungkin saya mengantarkan jenazah atau pasien tanpa APD, sehingga tak jarang pasien yang menggunakan mobil pribadi, karena mereka tidak menginginkan memakai protokol yang sudah ditetapkan,” kata Aan.

Sebagai manusia biasa, Aan mengaku membawa mobil ambulans saat kondisi pandemi, rasa takut itu pasti ada. Dirinya tak mau keluarganya menjadi terpapar virus Covid-19.

“Kita punya keluarga dan anak kecil, cuman ya kita bikin ibadah saja, masalah umur kita kan tidak tahu, dimana dan kapan, apalagi saya sebagai sopir ambulans itu harus siap dan sigap. Intinya, kalau ada jenazah atau pasien Covid-19 yang perlu dijemput, ya harus ikhlas untuk menjemputnya,” tutur Aan.

“Selain itu, selama ini ada masyarakat yang jujur terpapar Covid-19 dan ada juga yang disembunyikan, maka kita harus sigap dalam hal ini,” ujarnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan