Jembatan di Desa Kutamekar Diprediksi Selesai 2 Bulan Lagi

KARAWANG – Sebuah jembatan yang mempermudah mobilitas Warga Kampung Gintung dan Sukasari, Desa Kutamekar, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, putus diterjang banjir, beberapa waktu lalu.

Namun, tidak lama lagi, warga dua kampung tersebut tak perlu lagi berjibaku melawan kemacetan untuk kembali ke rumah dan tempat kerja mereka.

Pemerintah Desa Kutamekar didukung program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pindo Deli Pulp & Paper Mills (Pindo Deli) – Karawang, saat ini sedang membangun kembali jembatan tersebut.

“Selama ini warga terpaksa menggunakan jembatan Jasa Marga yang merupakan pintu masuk tol, tak jarang jarak yang biasanya hanya sekitar lima menit menuju kampung Gintung dan Sukasari justru molor hingga satu jam. Belum lagi keresahan warga karena harus bersaing dengan kendaraan besar sehingga rawan kecelakaan,” ujar Lurah Desa Kutamekar, Karna Lukmana.

Lurah Kantul, panggilan akrabnya, menjelaskan Desa Kutamekar sebelumnya telah memiliki jembatan yang dibangun oleh PT Pindo Deli sekitar tahun 2010.

Namun jembatan tua tersebut putus diterjang banjir dan telah dibongkar karena posisinya yang rendah, membuat air sungai meluap.

Lantas diputuskan untuk membangun kembali jembatan dan diperkirakan akan rampung dalam dua bulan ke depan.

PT Pindo Deli memberikan bantuan berupa bahan bangunan yang dibutuhkan untuk membuat pondasi jembatan, seperti besi dan puing-puing dengan nilai lebih dari Rp200 juta.

“Dengan hadirnya jembatan baru ini diharapkan masyarakat dapat lebih produktif, serta merasa aman dan nyaman dalam berkendaraan. Kami sangat berterima kasih atas kerja sama PT Pindo Deli dalam pembangunan jembatan ini, serta konsistensi program CSR kepada Desa Kutamekar seperti ternak kambing, pemberdayaan masyarakat, hingga pengobatan gratis yang dilakukan rutin setiap bulan,” ungkap Lukmana.

Tahun ini, PT Pindo Deli menggandeng lembaga nirlaba SPEAK Indonesia untuk pendampingan dan menggerakkan masyarakat desa Kutamekar dalam pemberdayaan, sanitasi lingkungan, dan edukasi lainnya. (jpnn)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan