CIMAHI – Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi mengeluhkan buruknya kondisi akses jalan di area Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti di Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Sebab, buruknya akses di TPA menghambat pengangkutan sampah dari Kota Cimahi.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kebersihan pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi, Yuep Koswara mengatakan, kondisi akses di TPA Sarimukti ini lebih parah dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini tentunya menghambat pengangkutan sampah.
“Enam bulan di lingkungan ini TPA rusak banget dan ini sangat menghambat,” kata Yusep, Jumat (4/6).
Yusep menggambarkan, akses jalan di dalam TPA Sarimukti saat ini sangat tidak layak. Apalagi ketika diguyur hujan sehingga jalan menjadi licin. Kemudian jalan yang berlubang penuh lumpur tak jarang membuat unit truk pengangkut sampah dari Kota Cimahi terperosok.
“Mobil Cimahi sudah 4 yang terguling di area TPA menginjak lumpur. Memang kondisinya paling berat tahun ini,” ujar Yusep.
Kemudian, hambatan selanjutnya ada di titik utama pembuangan. Kini hanya ada satu yang digunakan. Kondisi tersebut tentunya sangat menghambat, mengingat TPA Sarimukti merupakan tempat pembuangan sampah untuk empat daerah di wilayah Bandung Raya, yakni wilayah Kota Cimahi, Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan Kabupaten Bandung.
“Biasanya ada 2 titik sekarang beroperasinya hanya 1 bergiliran. Mobil ke sana sekitar 400 dari 4 kota kabupaten. Kalau hanya dilayani 1 kan terlambat,” sebut Yusep.
Imbasnya, kata Yusep, sopir pengangkut sampah yang biasanya sudah kembali pukul 16.00 WIB setiap harinya, beberapa bulan ke belakang terpaksa harus pulang hingga pukul 20.00 WIB. Setiap harinya, ada 36 unit truk pengangkut sampah dari Kota Cimahi yang hilir mudik.
“Cimahi ada 36 setiap harinya. Ada yang 1 rit ada yang 2 rit. Tonasi sampah yang dibuang ke TPA 220 ton per hari,” ujarnya.
Yusep melanjutkan, jumlah armada pengangkut sampah yang ada saat ini belum ideal sehingga harus ada penambahan. Sebab, jika ada unit kendaraan yang sudah tua, kemudian mogok dan masuk bengkel itu akan semakin menghambat pengangkutan sampah.
Idealnya, kata dia, minimalnya harus ada penambahan 5 hingga 10 unit armada pengangkut sampah.