JABAR EKSPRES – Setelah sempat kewalahan dengan penumpukan sampah, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi langsung gerak cepat bereskan masalah.
Status darurat sampah yang diberlakukan selama sebulan akhirnya diakhiri dengan aksi clean up besar-besaran dan gencarnya edukasi soal pemilahan sampah.
Sejak Senin (28/4), DLH mulai membuka lagi penerimaan sampah dari masyarakat, tapi dengan satu syarat, sampah harus sudah dipilah.
“Karena dari tanggal 21 hingga 27 April kemarin, kita marathon sosialisasi ke para petugas sampah,” ujar Kepala DLH Kota Cimahi, Chanifah Listyarini, saat ditemui Jabar Ekspres di kantornya, Jumat (2/5/2025).
BACA JUGA:Krisis Sampah Cimahi Memburuk, Pemkot Ajukan Tambahan Ritase tapi Belum Direspons Pemprov Jabar
Menurut Chanifah, semua petugas lapangan diberi pembekalan soal pemilahan antara sampah organik dan anorganik. Bahkan jadwal penarikan sampah pun diatur ulang supaya nggak tercampur saat dikumpulkan di Tempat Pembuangan Sementara (TPS).
“Hal ini agar tidak tercampur saat dikumpulkan di TPS,” jelasnya.
Meski upaya udah jalan, DLH sempat ngerem sementara penarikan sampah hari Jumat. Alasannya, masih ada sisa penumpukan yang belum keangkut dari proses clean up.
Tapi secara umum, hasilnya mulai kelihatan. Warga di sejumlah kelurahan sudah mulai paham dan memilah sampah dari rumah. Meskipun, belum 100 persen rapi.
BACA JUGA:Clean Up Cimahi Hasilkan 544 Ton Sampah, DLH: tapi Warga Masih Buang Sampah Sembarangan
“Namun masih ada sebagian yang masih belum terpilah saat ditarik,” tegas Chanifah.
Dari data DLH, sejak aksi bersih-bersih dimulai 21 April sampai 1 Mei 2025, sampah yang berhasil diangkut tembus 200 ritase. Angka ini menjadi indikator penanganan mulai membaik.
Mulai 27 April, DLH juga mulai memilah dan mengolah sebagian sampah sebelum dikirim ke TPA Sarimukti. Tujuannya, agar volume kiriman ke TPA bisa ditekan.
“Karena pada saat clean up, masyarakat ada yang sudah berinisiatif memilah sampah,” ungkap Chanifah.
Dampak gerakan ini mulai terasa. Dari pantauan DLH, sekitar 80 persen masyarakat menyambut positif, dan sekitar 60 persen sudah mulai paham dan sadar soal pentingnya mengelola sampah dengan benar.
“Itu menunjukkan ada kemajuan dalam cara pandang masyarakat terhadap sampah,” tutup Chanifah. (Mong)