JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi terus berjibaku mengatasi persoalan sampah yang makin menumpuk di wilayahnya. Salah satu upaya yang ditempuh adalah dengan mengajukan tambahan kuota ritase pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti.
Namun, hingga saat ini, permintaan tersebut belum juga direspons oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar).
“Sampai hari ini belum (direspons) oleh Pemprov Jabar,” kata Wakil Wali Kota Cimahi, Adhitia Yudistira, saat ditemui pada Jumat (2/5/2025).
Adhitia menjelaskan, Pemkot Cimahi mengajukan tambahan sebanyak 10 ritase dari jumlah yang sebelumnya hanya 17 ritase, menjadi total 27 ritase per hari.
BACA JUGA:Atasi Persoalan Sampah Cimahi: Pentingnya Kesadaran Warga dalam Pengolahan Sampah Rumah Tangga
Tambahan ini dinilai mendesak karena volume sampah di Kota Cimahi sudah tak terkendali. “Kita ajukan dari 17 ritase menjadi 27 ritase,” ujarnya.
Kondisi penumpukan sampah di Cimahi kian memprihatinkan. Jika pengajuan ritase tambahan tak kunjung dikabulkan, Pemkot Cimahi telah menyiapkan rencana alternatif.
Salah satunya dengan membuang sampah ke wilayah Citeureup, Kabupaten Bogor, tepatnya ke area Indocement.
“Kalau penumpukan masih ada, kita buang ke Indocement di Citeureup Bogor. Makanya kita menyegerakan penjajakan dan komunikasi dengan Indocement sesegera mungkin,” jelas Adhitia.
BACA JUGA:Sikapi Potensi Naiknya Sampah Cimahi Jelang Lebaran, Proyek Santiong Diuji Coba
Langkah itu, menurutnya, merupakan opsi darurat agar tumpukan sampah tidak terus menggunung dan mengganggu kenyamanan warga.
Selain mengandalkan tambahan ritase, Pemkot Cimahi juga sedang menyelesaikan program pembersihan (clean up) Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang digelar sejak 21 hingga 27 April 2025.
Program ini menyasar TPS resmi maupun TPS liar yang dipenuhi timbunan sampah. Setidaknya, ada sekitar 500 ton sampah yang ditargetkan untuk diangkut dalam masa clean up tersebut.
“Mestinya hari ini sudah selesai clean up semua TPS. Nanti saya coba monitor apakah sudah clean atau belum,” pungkas Adhitia. (Mong)