BANDUNG – Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Prima Mayaningtyas menyebutkan, produksi sampah di Jabar per hari mencapai 35.000 ton. Dengan komposisi 60 persen organik dan 40 persen non organik.
Menurutnya, untuk pengelolaan sampah di Jabar diperlukan bantuan semua pihak. Terlebih kota/kabupaten. Sehingga dapat meminimalisir tumpukan sampah perharinya.
“Dari angka itu, hanya 40 persen tertanggani, 60 persen terutama di kabupaten/kota tidak tertangani,” kata Prima dalam acara Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate, Rabu (5/5).
Menurutnya, untuk mengurangi sampah yang belum tertangani, diperlukan kebijakan dan strategi daerah untuk mengurangi sampah.
Ia mengatakan, Pempov Jabar saat ini menargetkan agar volume sampah yang tidak tertangani bisa berkurang 30 persen pada 2025 mendatang.
“Kami mengajak seluruh pihak berkolaborasi bagaimana mengurangi sampah di sumber,” katanya.
Prima mengatakan untuk mengurangi sampah yang belum tertangani pihaknya terus menggalakan kesadaran masyarakat di sumber. Pihaknya juga menggenjot kerja sama pentahelix dengan berbagai pihak seperti mendirikan bank sampah, lalu ada gerakan urban cerdas organik.
Secara kedinasan, DLH juga bekerja sama dengan Dinas Perumahan dan Permukiman Jawa Barat yang tengah mendorong dan mengembangkan infrastruktur sampah.
“Kolaborasi di provinsi alhamdulillah sangat baik, bagaimana mengurangi di sumbernya, karena target Pak Gubernur 30 persen harus berkurang,” katanya.
Dinas juga saat ini sudah mengelola TPPAS Nambo yang sudah berjalan, lalu tengah memproses pembangunan Legok Nangka, dan Ciayumajakuning.
Selain itu pihaknya juga berkolaborasi dengan octopus yang turut didirikan Hamish Daud untuk menjadikan sampah bernilai ekonomi.
Kerja sama dengan Octopus sendiri, sambung dia, untuk awal menggaet 7 bank sampah yang sudah berjalan dengan baik seperti di Kabupaten Ciamis.
“Kita akan kembangkan juga di Karawang, Purwakarta, Cirebon. Ujung-ujungnya agar daerah mendapatkan Adipura,” paparnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, Indonesia kembali mendapati prestasi yang kurang oke meski menduduki peringkat nomor dua dunia.
Menurutnya, hal itu tak terlepas karena prestasi yang ditorehkan adalah sebagai negara dengan penyumbang sampah plastik terbanyak kedua di dunia.