Indonesia Inisiasi ASEAN Leaders’ Meeting, Cari Solusi atas Konflik di Myanmar

JAKARTA- Presiden RI Joko Widodo menghadiri ASEAN Leaders’ Meeting (ALM) di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Sabtu (24/4) siang. Salah satu agenda pentingnya mencari solusi terbaik bagi krisis di Myanmar.

Presiden Jokowi tiba di lokasi sekitar pukul 13.12 WIB dan disambut langsung oleh Sekretaris Jenderal ASEAN Dato Lim Jock Hoi.

Setelah berfoto dan mengisi buku tamu kedatangan, Presiden beserta para pemimpin atau perwakilan negara-negara ASEAN menuju ruang pertemuan di Bali Lounge, Sekretariat ASEAN.

ALM kali ini terdiri atas tiga segmen, yakni pembangunan masyarakat ASEAN, hubungan eksternal ASEAN, serta isu-isu regional dan internasional.

Pada segmen pertama dan kedua, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri Sidharto R. Suryodipuro.

Selanjutnya, pada segmen ketiga, Presiden hanya didampingi oleh Menteri Luar Negeri.

Sejumlah pemimpin negara-negara ASEAN hadir atas undangan Sultan Brunei Darussalam, Hassanal Bolkiah, selaku Ketua ASEAN.

Untuk diketahui, ALM ini merupakan inisiatif Indonesia. Rapat ini merupakan tindak lanjut dari pembicaraan Presiden Joko Widodo dengan Sultan Brunei Darussalam (Ketua ASEAN) terkait situasi Myanmar.

Penyelenggaraan ALM diharapkan dapat mencapai kesepakatan. Terutama mengenai langkah-langkah yang baik bagi rakyat Myanmar dan membantu Myanmar keluar dari situasi saat ini.

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi dalam keterangannya pada hari Jumat (23/4) menyatakan bahwa pertemuan tersebut menjadi pertemuan langsung secara fisik pertama para pemimpin ASEAN selama pandemi. Selama acara, peserta rapat menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Hal itu menggambarkan keseriusan dan tekad kuat para pemimpin ASEAN untuk membantu Myanmar.

“Komitmen para pemimpin untuk bertemu secara fisik merupakan refleksi kekhawatiran yang dalam ASEAN terhadap situasi yang terjadi di Myanmar dan tekad ASEAN untuk membantu Myanmar keluar dari krisis ini,” ujarnya. (antaranews)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan