Sudah Sejak Lama Warga Kampung Cigumentong Belum Pernah Merasakan Nonton TV

Tidak perlu jauh harus ke pelosok luar pulau Jawa. Di Kabupaten Sumedang tepatnya di Kampung Cigumentong, RT03 RW 09, Desa Sindulang, Kecamatan Cimanggung, sebagian warganya masih belum menikmati fasilitas listrik. Jika malam tiba, kondisi kampung sangat gelap dan sepi. Tidak ada warga yang berani keluar kecuali membawa penerangan senter atau lampu minyak.

Yanuar Baswata, Kabupaten Sumedang

Mencekam, sepi dan gelap. Begitulah kondisi kampung Cigumentong, Desa Sindulang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang

Desa Sindulang dikenal sebagai daerah di pelosok yang ada di Kabupaten Sumedang. Sebagian akses jalan desa masih tanah dan bebatuan. Betonisasi jalan desa masih jauh dari harapan. Meski dana desa sudah mengalir dari pemerintah.

Desa Sindulang seperti terisolasi. Selain jaraknya yang sangat jauh, Kampung Cigumentong hingga kini belum memiliki aliran listrik.

Kampung Cigumentong berada di tengah-tengah Taman Buru. Salah satu Kawasan Konservasi Gunung Masigit Kareumbi.

Untuk sampai ke kampong itu, dibutuhkan waktu sekiranya 1,5 jam perjalanan  dari kecamatan Cimanggung.

Jalan menuju Kantor Desa Sindulang pun bebatuan terjal, tajam dan licin, sehingga sangat sulit jika dijangkau dengan kendaraan biasa.

Perlu ekstra waspada jika berkendara di jalan desa ini. Sebab, hampir pinggir sebagian jalan adalah jurang curam.

Tidak ada pembatas jalan, apalagi penerangan dan rambu jalan. Untuk menuju Kampung ini kawasan hutan harus dilalui

Warga yang tinggal di Kampung Cigumentong, diketahui ada sebanyak 14 Kepala Keluarga (KK) dengan 52 orang jiwa.

Kampung Cigumentong berlokasi di perbatasan Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Garut. Warga disini berprofesi bertani.

Ketika ditemui, Ketua RT03, Dadang, 47 mengaku, sudah tinggal lama di Kampung Cigumentong. Sejak dulu kampunggnya belum ada listrik.

“Kami sudah jenuh dengan kondisi seperti ini. Kami juga warga Indonesia, kami ingin seperti warga di daerah yang lain dapat merasakan kemerdekaan,” kata Dadang.

Tidak perlu ditanyakan mengenai peralatan listrik seperti televisi, radio, mesin cuci, maupun kulkas. Untuk sekadar penerangan rumah saat gelap malam saja, warga Kampung Cigumentong hanya alakadarnya.

Sebagian warga ada yang menyantol listrik dari pengelola Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi (TBMK) di Blok KW Leuwiliang yang berjarak sekiranya 2 Kilometer.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan