Diet Gluten Free Casein Free Untuk Anak Autisme, Pentingkah?

Hasil penelitian Amilia Destiani, diperoleh terdapat 15% orang tua di Indonesia yang patuh dalam menerapkan diet GFCF pada anak penyandang autisme. Hal ini berarti menunjukkan bahwa ternyata masih banyak orang tua yang belum atau tidak menerapkan diet GFCF pada anak sesuai dengan aturannya, karena rata rata mereka masih tidak menghilangkan sumber makanan atau minuman yang mengandung gluten dan kasein, dan masih menyajikan makanan yang mengandung gluten dan kasein dalam menu makanan anaknya. Hal ini mungkin dapat disebabkan karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penerapan diet GFCF, seperti ketidak tahuan orang tua, atau bahan bahan pengganti selain yang bersumber dari gluten dan kafein relatif mahal sehingga dapat menyebabkan orang tua tidak patuh dalam menerapkan diet ini, ada juga yang masih menganggap bahwa diet GFCF ini hanya dapat diterapkan pada sebagian anak autisme yang benar-benar alergi atau intoleran terhadap gluten atau kasein. Ada sebagian besar orangtua juga yang masih memperbolehkan anaknya yang penyandang autisme mengonsumsi makanan ringan yang mengandung gluten, seperti mie, biskuit, dan wafer yang umumnya berbahan dasar tepung terigu. Orangtua merasa ketidakefisiensinya dalam penerapan diet GFCF ini terhadap perbaikan gejala yang dialami anak autisme seperti sikap stereotype/repetitive, dan masalah komunikasi sosialnya sehingga orangtua tersebut tidak menerapkan diet GFCF.  Padahal orang tua merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap anak terutama dalam penerapan diet GFCF pada anak autisme, karena pola makan anak terutama anak autisme tidak terlepas dari peran seorang ibu dalam penyediaan makanan yang baik serta bergizi dan sesuai dengan kebutuhannya. Rendahnya kepatuhan orang tua mungkin disebabkan karena kurangnya pengawasan dan diet yang tidak dilakukan terus menerus. Mungkin orangtua tidak mengingatkan orang-orang di lingkungan sekitar untuk ikut terlibat dan membantu dalam menerapkan diet pada anak. Hasil dari penelitian Koka (2011), menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap dan tindakan ibu dalam pemberian makan pada anak autisme berada dalam kategori cukup yaitu 69% untuk pengetahuan, 59% untuk sikap, dan 44% untuk tindakan, maka dari itu diet GFCF tentu perlu kerjasama antara orang tua dan anak penyandang autis. Dengan diet GFCF perkembangan anak autis akan lebih baik dengan catatan hindari makanan yang mengandung pengawet, perasa, pewarna dan msg.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan