Launching Gedung Baru di Kota Depok, DEEP Indonesia Sebut Negara Butuh Mesin Inkubasi Demokrasi

DEPOK – Direktur lembaga Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP) Indonesia, Yusfitriadi mengaku bahagia sekali setelah pe-launching-an gedung baru DEEP Kota Depok.

Kota Depok baru saja meresmikan kantornya yang baru, di Jalan Raya Keadilan No. 11, Rangkapan Jaya Baru, Pancoran Mas, Depok.

Ia menyebut, hal itu tidak terlepas dari usaha dan kerja keras anak-anak muda yang sampai detik ini masih tetap konsisten memperjuangkan nilai demokrasi.

“Ini merupakan bukti kuat bahwa teman-teman, anak-anak muda ini memiliki komitmen kuat mendorong proses demokrasi, utamanya di aras lokal. Sebab, semua memang harus dimulai dari sana,” ujar Yusfitriadi, Jumat (16/4).

Yusfitriadi kemudian menceritakan inspirasi awal didirikannya lembaga Non-Govermental Organization (NGO) itu. Menurutnya, DEEP hadir untuk mengisi kekosongan media akselarator demokrasi Indonesia.

“DEEP dihadirkan sebagai sarana untuk menghimpun gagasan konstruktif masyarakat, dan memberikan kontribusi dalam penguatan nilai-nilai substansial demokrasi demi terwujudnya pemilu yang berkualitas,” katanya.

Ia mengatakan DEEP senantiasa beekomitmen dalam mendorong kualitas sumber daya bangsa untuk menegakkan prinsip-prinsip demokrasi dan pemilu sesuai dengan visi besar bangsa Indonesia.

“Mewujudkan kesejahteraan warga serta mendorong kualitas SDM bangsa yang berwawasan luas, cerdas, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan dengan terwujudnya demokrasi yang berkemajuan, pelaksana pemilu yang berkeunggulan, sehingga menjadikan bangsa ini maju dan modern,” ungkap dia.

Dalam rangka mewujudkan misi besar itu, DEEP mencoba menyusun sejumlah agenda penting dan prinsipil yang diharapkan dapat memberikan solusi atas kemandegan demokrasi.

Agenda-agenda penting dan mendesak itu antara lain menggelar kegiatan Vooter Education (pendidikan pemilih). Kata dia, pemimpin terbaik dengan sendirinya akan terpilih jika masyarakat cerdas dalam menentukan pilihannya.

“Berikutnya, kegiatan monitoring election (pemantaun pemilu), di mana berbagai pelanggaran dan kecurangan kerap mewarnai pemilu di Indonesia. Untuk itu keberadaan pemantau berbasis masyarakat menjadi detterant effect bagi siapapun yang akan melakukan kejahatan politik dan demokrasi,” tukasnya.

Kegiatan berikutnya yang tak kalah penting, menurut Yusfitriadi yakni Research and Study (kajian dan penelitian).

“Sebagai upaya mengisi ruang kosong dalam dialektika demokrasi substansial, DEEP akan mendorong berbagai lembaga publik pemerintahan dari semua level untuk menjalankan program pemerintahannya berbasis hasil kajian dan penelitian yang partisipatif,” ujarnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan