Keutamaan, Kemuliaan, dan Keistimewaan Bulan Ramadan

Oleh Drs.H. Karsidi Diningrat

 

RASULULLAH shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda, “Allah Swt. telah berfirman, “Semua amal perbuatan anak Adam adalah miliknya kecuali shaum, karena sesungguhnya, (amal) shaum hanyalah kepunyaan-Ku; Aku-lah yang akan memberi pahalanya. Shaum adalah benteng, apabila seseorang di antara kalian berada pada siang hari Shaumnya, hendaknya ia tidak mengucapkan kata-kata yang jorok dan janganlah ia bertengkar, apabila ada seseorang yang mencacinya, atau mengajaknya untuk berkelahi, maka hendaknya ia mengatakan (kepadanya): “Sesungguhnya aku sedang bershaum”. Demi Allah Yang jiwa Muhammad berada dalam genggaman kekuasaan-Nya, bau mulut orang yang ber-shaum benar-benar lebih wangi daripada bau minyak kasturi di sisi Allah. Bagi orang yang ber-shaum ada dua kegembiraan, yaitu: apabila berbuka ia berbuka dengan gembira, dan apabila menemui Rabbnya ia gembira dengan pahala shaumnya.” (HR. Bukhari dan Muslim melalui Abu Hurairah r.a.).

Hadits ini menceritakan keutamaan ibadah puasa. Semua amal kebaikan dicatat pada buku amal baiknya, kecuali ibadah puasa. Hal itu Allah sendirilah yang langsung memberikannya. Atau dengan kata lain, pahala ibadah puasa itu sangat besar dan terhormat sehingga Allah sendirilah yang memberikannya. Dan pula semua amal ibadah itu dapat dimasuki oleh unsur riya sekalipun sedikit. Lain halnya dengan ibadah puasa, tidak ada jalan bagi riya untuk memasuki ibadah puasa.

Dan berpuasa itu bukan hanya mencegah dari makan dan minum serta bersenggama, melainkan mulut pun harus dijaga; jika ada seseorang yang mengajak bertengkar, katakanlah kepadanya bahwa “aku sedang berpuasa”. Sekalipun mulut orang yang sedang berpuasa itu baunya kurang enak, tetapi menurut Allah Swt. lebih wangi dari pada minyak kesturi.

Ada dua kegembiraan yang diperoleh orang yang berpuasa; pertama dikala ia berbuka; kedua, bila nanti di hari kemudian menghadap kepada Allah, ia gembira dengan pahala puasanya yang diserahkan langsung oleh Allah kepadanya.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda, “Apabila bulan Ramadhan tiba, pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu neraka Jahanam ditutup dan setan dibelenggu dengan rantai.” (HR. Syaikhan).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan