Kembali Melonjak, Harga Daging Sapi di Kabupaten Bandung, Dinas Pertanian Beri Solusi

SOREANG – Menjelang ramadhan, harga daging sapi kerap kali melonjak, hal tersebut terjadi karena beberapa faktor yang dialami para peternak yang ada di wilayah Kabupaten Bandung.

Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Diar Hadi Gusdinar membenarkan adanya beberapa kendala yang ditemukan para peternak sapi. Dari mulai permodalan hingga pakan.

Kendala lainnya, lanjut Diar, yaitu harga pakan yang meningkat. Hal tersebut dikarenakan sebagian bahan pembuatan produk pakannya masih mengandalkan impor atau berasal dari luar negeri.

Oleh karena itu, ucap Diar, Dinas Pertanian Kabupaten Bandung mendorong para peternak untuk bisa membuat pakan sendiri.

Adapun alternatif untuk membuat pakan mandiri adalah dengan meningkatkan dan memperluas penghijauan pakan ternak.

Selain itu, ungkapnya, peternak harus bisa menampung bahan baku yang digunakan untuk membuat pakan tersebut, biasanya menggunakan cara pengawetan.

“Memang harus ada terobosan, itu kan posisinya di pakan, mereka menciptakan sendiri supaya memiliki pakan yang berkualitas, ternaknya sehat, cepat tumbuh, cepat jadi daging,” jelasnya.

Apabila kendala-kendala tersebut tidak bisa diatasi, kata Diar, maka semangat peternak akan terus menurun, sehingga dikhawatirkan akan berpengaruh kepada jumlah ketersediaan daging sapi.

“Penyebab naiknya daging sapi di pasaran, karena populasi sapi itu berkurang, gairah peternak juga terbatas, akhirnya produk yang terjual ke pasar pun baik yang dipotong dan dijual pun akan berkurang,” ungkap Diar saat wawancara di Soreang, Kamis (8/4).

“Sekarang kan pemerintah pusat juga hati-hati untuk impor daging sapi terutama dari Australia. Kelangkaan inilah yang mungkin salah satu penyebab naiknya harga daging sapi,” tambahnya.

Di Kabupaten Bandung diketahui memang ada pengembangbiakan sapi potong, tapi jumlahnya tidak terlalu banyak.

Kata Diar, yang lebih banyak itu penggemukkan sapi, di mana jenis sapinya kebanyakan berasal dari Jawa.

“Dengan jangka waktu kurang dari satu tahun, mereka harus menggemukkan, memperbesar,” katanya.

Terakhir, kendala yang paling sering ditemui oleh peternak adalah permodalan. Kata Diar, untuk satu pembelian hewan ternak bisa menghabiskan dana hingga Rp15 juta.

Oleh karena itu, agar jumlah peternak tidak terus berkurang, Dinas Pertanian Kabupaten Bandung menciptakan berbagai program, salah satunya adalah asuransi hewan ternak.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan