Hidup Bersama Autisme

Dengan demikian kita akan melihat bahwa autisme seharusnya dipandang sebagai perbedaan, bukan abnormalitas yang memungkinkan kita memahaminya dari sudut pandang yang berbeda dan lebih positif serta menunjukkan bahwa autisme bukan sesuatu yang hanya melekat pada mereka.

Autisme adalah integrasi dari berbagai sebab yang harus diamati secara terpadu, ia menawarkan kesempatan bagi kita untuk melihat visi dunia yang penuh rasa kagum yang mungkin bisa melewati kita.

Seperti yang dikatakan oleh Dr. Colin Zimbleman, Ph.D.(2018) “Autism … offers a chance for us to glimpse an awe-filled vision of the world that might otherwise pass us by,”.

Penutup

Autisme bukanlah fenomena yang sederhana, Teka-teki autisme akan terus menolak penjelasan seperti dikemukakan
Frith (2003) : “The enigma of autism will continue to resist explanation”, sehingga penyandang autisme merupakan individu yang utuh dan unik yang memerlukan pendekatan humanistik (Zelan, 2004).

Bantulah perkembangan emosi mereka melalui empati, yang akan membantu menghadirkan rasa aman dan mengurangi emosi-emosi negatif.

Kita perlu menunjukkan penerimaan terhadap kondisi anak penyandang autis disertai dengan harapan yang realistis mengenai perkembangan anak tersebut.

Seyogianya kita tidak hanya melihat kekurangan-kekurangan yang ada, tetapi juga menghargai setiap usaha anak.

Diperlukan bimbingan dari berbagai pihak, seperti orangtua, guru, sahabat, dan kelompok teman agar kualitas-kualitas positif mereka seperti kejujuran, disiplin waktu yang tinggi, dan tidak pernah secara sengaja menyakiti orang lain dapat berkembang.

Begitu juga dengan mengajarkan ritual ibadah agama sebagai sebuah rutinitas akan sangat membantu mereka keluar dari zona kesendirianya (air of alones). Mari kita tingkatkan frekuensi kita hidup bersama autisme.

Bandung, 2 April 2021
Memperingati Hari Peduli Autisme Sedunia, 2 April 2021.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan