HIPMI Jabar Salurkan Dana Kredit ke Petani

BANDUNG – HIPMI BPD JABAR bekerjasama dengan Bank BJB menyalurkan dana kredit kepada 100 Offtaker Pertanian di Bandung, Senin (29/3).

Menurut Ketua Umum HIPMI BPD Jabar, Surya Batara Kartika, kegiatan inline tersebut merupakan program dari bank BJB dalam membiayai modal para petani milenial dengan bunga sangat rendah, yakni melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“Program tersebut merupakan salah satu program unggulan dari pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam membangkitkan sektor pertanian saat pandemi Covid-19 belum mereda. Bank BJB memiliki dana sebesar Rp1,1 triliun dan pembiayaaan non KUR dengan pola BMPK (Batas Maksimum Pemberian Kredit),” ujarnya.

Ia menjelaskan, program Petani Milenial Pemprov Jabar itu perlu support, tidak hanya dari petaninya. Akan tetapi, juga dari para offtakernya. Tercatat, HIPMI menggagas sebanyak 100an offtaker.

“Pada hari ini diwakilkan oleh 2 offtaker di bidang pertanian kentang dan peternakan sapi. Kita sudah siap dengan 100 Offtaker. Dan seremonial ini sebagai penyemangat bagi para offtaker lain yang tergabung dengan HIPMI untuk bisa segera meningkatkan bisnisnya,” katanya.

Di tempat yang sama, Kepala Biro Perekonomian Sekda Jabar, Benny Achmad Bachtiar mengungkapkan para milenial harus dapat mengubah mindset. Tidak hanya melakukan usaha infrastruktur, tetapi cobalah untuk beralih ke usaha agribisnis.

HIPMI BPD JABAR melalui perangkat BPC akan memberikan bantuan teknis dalam pengelolaan usaha / entrepreneurship, tata kelola keuangan, tata kelola izin. Sehingga ia mengharapkan, konsep ini akan berkelanjutan.

“HIPMI BPD Jabar juga akan ikut berperan untuk merangsang petani-petani dan offtaker dapat mengambil skema kerjasama ini,” katanya.

Efisiensi

Sementara Sekretaris Eksekutif Vice President (SEVP) Bank BJB, Benny Risawandi menyatakan, dengan adanya offtaker juga akan ada efisiensi di bidang pembinaan, secara otomatis akan mengawasi teknis pertanian.

Fardi N. Annafi selaku Ketua Bidang Keuangan dan Perbankan BPD HIPMI Jawa Barat juga menyampaikan hal yang senada.

“Kredit dengan pola offtaker ini memungkinkan terjadinya sinergi secara optimal antara pengusaha dengan petani, peternak, atau nelayan yang dikelolanya. Tidak hanya bantuan permodalan namun juga edukasi yang diberikan bisa meningkatkan kualitas hasil produksi,” sebutnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan