Inovasi Baru, Kain Batik Antibakteri, Segera Tersedia Tahun Ini

YOGYAKARTA – Balai Besar Kerajinan dan Batik menargetkan produksi kain batik antibakteri dapat dilakukan secara massal pada 2021.

Kain batik antibakteri tersebut merupakan inovasi untuk mencegah penyakit dengan menghalangi bakteri buruk. Melalui teknologi milik Balai Besar Kerajinan dan Batik, antibakteri dimasukkan melalui pori-pori kain.

Antibakterinya, kata dia, telah diuji di sepuluh perusahaan batik yang tergabung dalam Asosiasi Pengrajin dan Pengusaha Batik Indonesia (APPBI).

“Bakteri kan ada yang baik ada yang buruk. Kami berharap dengan adanya busana antibakteri maka bakteri yang kurang sehat bisa dicegah masuk,” kata Kepala Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Titik Purwati Widowati di Yogyakarta, Selasa, (2/3).

Produksi kain batik antibakteri tersebut akan menggandeng perusahaan swasta.

“Kami kan tidak boleh produksi sendiri. Jadi nanti yang memproduksi ya sepenuhnya perusahaan swasta,” katanya.

Menurut Titik, saat ini kain batik antibakteri itu masih dalam pengembangan skala laboratorium. Dengan demikian, harganya masih terlalu mahal untuk pasar umum.

“Dalam skala laboratorium harga jualnya masih tinggi. Maka kami membutuhkan orang yang bisa memproduksi antibakteri untuk batik ini secara lebih banyak,” kata dia.

Batik antibakteri itu, kata dia, merupakan salah satu wujud diversifikasi produk batik seperti yang didorong Kementerian Perindustrian.

Ia meyakini prospek penjualan batik antibakteri itu sangat bagus di saat persoalan kesehatan tubuh menjadi prioritas di masa pandemi. “Sekarang masih antibakteri, siapa tahu ke depan bisa membuat yang antivirus,” kata Titik.

Ia menjelaskan secara fisik kain batik antibakteri yang telah paten tersebut tidak ada bedanya dengan kain batik biasa. Bedanya adalah antibakteri yang dimasukkan melalui pori-pori kain, menggunakan teknologi milik Balai Besar Kerajinan dan Batik. (antara)

Tinggalkan Balasan