Pemkab Bandung Dukung Petani Kopi Ekspor ke Mancanegara

BANDUNG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung akan memperbesar peluang para petani dan produsen kopi agar bisa terus mengekspor kopi yang memiliki potensi besar dalam bisnis mancanegara.

Asisten Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Kabupaten Bandung Marlan mengatakan, Kabupaten Bandung sendiri pada Februari 2021 ini telah mengekspor sebanyak enam ton kopi speciality berjenis arabika ke Kota Hamburg, Jerman dengan skema ekspor kolaborasi perusahaan dan petani.

Dengan bisnis mancanegara itu, kualitas kopi dari Kabupaten Bandung sudah tidak diragukan lagi. Sehingga ia yakin peluang ekspor bagi petani terbuka cukup lebar.

“Kopi kita yang memang punya kualitas di atas rata-rata, sehingga nilainya cukup fantastis hampir 14 dollar per kilogram. Potensi kopinya semua dari Kabupaten Bandung, di mana sudah teruji baik nasional maupun internasional,” kata dia.

Selain Jerman, menurut Marlan, Kabupaten Bandung juga telah mengekspor kopi ke negara lainnya seperti negara di Timur Tengah, Australia, dan Selandia Baru.

“Tahun 2021 ini kopi Kabupaten Bandung juga diminati oleh negara-negara di Eropa,” kata Marlan.

Marlan menyatakan, daerah Kabupaten Bandung memang memiliki potensi dengan luasan lahan yang cukup besar. Sehingga, potensi itu perlu diperbesar dengan meningkatkan nilai dari kopi tersebut.

“Melihat persaingan usaha dan kualitasnya, Kabupaten Bandung sudah tidak perlu diragukan lagi. Namun untuk mengirim barang ekspor diperlukan barang yang sesuai standar yang diminta,” kata Marlan dalam keterangannya di Bandung, Jawa Barat, Sabtu, (27/2).

Menurut dia, tidak semua jenis kopi yang ada di Kabupaten Bandung dapat diekspor karena setiap negara memiliki standar yang beragam. Untuk itu, petani perlu memahami standar target pasar.

Maka dari itu,  pembinaan standardisasi kopi untuk para petani diperlukan untuk menjamin kualitas dan kesinambungan ketersediaan barang yang akan diekspor. Selain itu, ia juga meminta petani jujur dalam berbisnis guna menjamin kepuasan konsumen.

“Di sini petani dituntut harus jujur, dengan standar kualitas kopi specialty yang jelas. Jangan sampai yang menjadi contoh kualitas A tapi yang dikirim kualitas B,” kata dia, seperti dilansir dari Antara. (antara)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan