Usai Liburan Semester Ganjil, Kluster COVID-19 di Pesantren Meningkat

“Tidak semua pesantren berlokasi di perkotaan. Keterbatasan jaringan dan kuota internet ditambah santri berasal dari berbagai daerah yang tentu tidak sama dengan lingkungan sekolah biasa,” kata Waryono.

Menurut Waryono, tantangan terbesar di pesantren adalah menjaga jarak fisik. Sebab, kamar santri selama ini dihuni beberapa orang.

“Kemenag telah memberikan bantuan melalui BOP untuk penanganan Covid-19. Dana bantuan ini digunakan untuk menyediakan wastafel dan hand sanitizer. Pesantren juga terus berbenah untuk meminimalisasi penyebaran Covid-19,” ujarnya.

Waryono mengakui, bahwa kasus positif Covid-19 masih terjadi di pesantren. Namun, tingkat kesembuhan di sana juga terus meningkat.

“Kami mendapat informasi dari Kementerian Kesehatan, 90 persen lebih pesantren memiliki gugus tugas. Pesantren taat mengikuti protokol kesehatan yang berlaku dan mengutamakan keselamatan kiai, ustaz, dan santri,” kata Waryono.

Selain itu, Gugus Tugas Covid-19 Kemenag juga telah memberikan bantuan penanggulangan di sebagian pesantren yang terdapat kasus terkonfirmasi positif Covid-19.

“Saya mengimbau seluruh pengasuh pesantren dan pimpinan lembaga pendidikan keagamaan Islam agar lebih ketat lagi dalam melaksanakan protokol kesehatan,” pungkasnya. (Fin.co.id)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan