CIMAHI – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cimahi mengungkapkan, ribuan siswa kelas II Sekolah Dasar (SD) di Kota Cimahi masih belum bisa membaca. Hal ini terjadi di tengah Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) dan kondisi hanya bisa melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Berdasarkan data yang dihimpun Dinas Pendidikan Kota Cimahi, tercatat siswa kelas II SD di Kota Cimahi mencapai 7.515 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 6.389 orang atau 85,02 persen dinilai sudah bisa membaca.
Kepala Disdik Kota Cimahi, Harjono mengatakan, kondisi ini tentunya menjadi pekerjaan rumah bagi pihaknya bersama guru serta orang tua untuk memberikan perhatian lebih terhadap ribuan siswa tersebut.
“Nah, kalau jumlah siswa yang belum bisa membaca itu ada 1.126 atau 14,98 persen,” kata Harjono, Minggu (14/2).
Seperti diketahui, sejak mewabahnya Covid-19 seluruh aktivitas di sekolah dihentikan. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dialihkan secara daring atau online.
Harjono menjelaskan, data tersebut diperoleh dari guru-guru yang mengajukan kuisioner kepada orang tua siswa, dengan mengajukan sejumlah pertanyaan.
Dari mulai pertanyaan seberapa jauh siswa mengenali huruf, bisa membaca, hingga memahami bacaan.
“Ternyata dari hasil itu, dites sama gurunya kan daring. Dari hasil daring itu guru-guru berkesimpulan anak- anak yang sudah bisa baca berapa, yang belum berapa,” beber Harjono.
Namun Harjono mengaku bingung lantaran data jumlah siswa yang belum bisa membaca malah lebih bagus ketika di masa pembelajaran daring, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Saya bingung ko datanya malah lebih bagus sekarang. Jadi jumlah anak yang bisa membasa naik justru di masa daring. Ini bisa saja itu betul karena sekarang anak-anak di bawah pengasuhan orang tua langsung,” ungkapnya.
Dari data tersebut, kata Harjono, nantinya setelah Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dibuka kembali, pihaknya akan melakukan survei ulang. Sebab data yang sudah masuk saat ini dibutuhkan untuk penanganan lanjutan bagi siswa yang belum bisa membaca selama pembelajaran daring ini.
“Nanti kalau sudah PTM kita akan kembali survei. Itu mah data awal untuk mencari anak-anak yang perlu gurunya masuk untuk lebih intensif,” jelasnya.