Faisal Rusdi, Pelukis Disabilitas yang Sukses Menjual Lukisannya Hingga Rp21 Juta Per Lukisan

BANDUNG – Faisal Rusdi adalah seorang penyandang disabilitas dengan cerebral palsy. Namun, kondisi tersebut tidak membuatnya merasa berbeda dengan orang lain pada umumnya dan tidak menghalangi bakat melukis yang dimilikinya.

Sejak kecil Faisal sudah menyukai menggambar. Pada umur 16 tahun, Faisal menyadari bahwa bakatnya ini bisa dikembangkan. Kemudian, ia meminta pada kedua orang tuanya agar mendaftarkannya ke salah satu sanggar lukis.

Faisal Rusdi penyandang disabilitas dengan bakat melukis hingga Australia

Orangtuanya lalu mendaftarkannya ke sanggar Rangga Gempol di Bandung. Sanggar ini merupakan sanggar seni lukis yang didirikan oleh sang maestro Barli Sasmitawinata. Setelah Faisal belajar di sanggar tersebut, iapun mendalami teknik-teknik dalam seni lukis. Ia belajar di sana sekitar lima tahun.

Setelah itu Faisal memulai karir profesionalnya pada tahun 1996 dan mengikuti pameran pertamanya serta performance art, sebagai stan terbaik.

Menurutnya, melukis merupakan salah satu penyalur emosi, pengisi waktu luang, mengisi hobi. Dari situ pula ia bisa mencari nafkah sekaligus membahagiakan orang lain.

Hebatnya, lukisan Faisal pernah dibeli oleh Presiden Jokowi yang saat itu masih menjabat sebagai Wali Kota Solo.

“Beliau melihat demo saya saat melukis di halaman gedung Wali Kota, pada saat ulang tahun Kota Solo,” tutur Faisal kepada Jabar Ekspres.

“Lukisan yang saya demo, Pak Jokowi lihat langsung minta dan bilang ‘saya mau beli lukisan ini’”kenangnya.

Saat itu Presiden Jokowi membeli lukisan satu warna dengan lukisan gedung Wali Kota.

Selain dalam negeri, Faisal pun sempat membuka sebuah pemeran di Australia. Saat itu ia pergi ke Australia menemani istrinya yang sedang kuliah S2. Ia lantas berpikir bahwa ia seorang pelukis dan dapat bekerja di mana saja.

“Selain menemani istri berkuliah S2, saya pun memiliki keinginan untuk membuka pameran di sana dan melakukan aktivitas seni saya disana,”ungkapnya.

Ia sempat melakukan pameran bersama selama tiga kali dan melakukan pameran tunggal pertamanya di luar negeri.

“Alhamdulillah menjelang saya pulang ke Indonesia dan mendapat koneksi untuk melakukan pameran tunggal dengan free dan panitianya juga menyediakan promosi dan katalog,”ujarnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan