JAKARTA – Situasi Pandemi mengubah cara kerja bisnis yang sebelumnya dominan offline menjadi online. Dengan situasi tersebut, UMKM pun beradaptasi dengan memaksimalkan bisnis secara online.
Kementerian Komunikasi dan Informatika menyatakan optimisme terhadap bisnis online, terutama usaha mikro, kecil dan menengah akan tumbuh dengan baik tahun ini.
“Kominfo optimistis UMKM jualan daring memiliki peluang pertumbuhan yang menjanjikan di 2021,” kata Juru Bicara Kominfo, Dedy Permadi, dalam pesan singkat kepada ANTARA, Rabu, (10/2), dilansir dari Antara.
Dua pelaku usaha mengandalkan platform dalam jaringan untuk membantu penjualan mereka sejak pandemi virus corona melanda. Florencia Calista, pemilik restoran Claypot Popo, saat jumpa pers bersama Gojek, Selasa (9/2) menyatakan rasa optimistis tahun ini bisnisnya akan lebih baik dibandingkan tahun lalu.
“Proyeksi 2021, merasa lebih optimis. 2020 kemarin pandemi datang tiba-tiba, kami masih adaptasi, penyesuaian,” kata Florencia.
Pemilik Batik Naraya, Andrina Effendi juga berpendapat tahun ini akan lebih baik daripada pandemi COVID-19 tahun lalu.
“Kami sangat optmistis di 2021 karena lebih siap terhadap situasi,” kata Andrina.
Claypot Popo dan Batik Naraya lebih serius mengembangkan kanal berjualan online mereka sejak pandemi virus corona.
Sebenarnya ia sudah menggunakan layanan pesan-antar makanan sejak 2017 lalu. Namun, Florencia mengaku kondisi yang dihadapi saat pandemi betul-betul berbeda. Salah satunya karena tidak bisa membuka restoran akibat Pembatasan Sosial Berskala Besar.
Claypot Popo memang masih bisa berjualan secara online, berkat pengiriman dengan kurir instan karena masakan olahan mereka tergolong yang harus disantap begitu selesai masak.
Saat pandemi ini, Claypot Popo memilih untuk tidak membuat produk baru. Namun, mereka memperkuat layanan penjualan secara online serta inovasi pengemasan. Hal itu demi kepuasan konsumen agar bisa mendapatkan pesanan makanan seperti ketika makan di restoran.
Kesulitan penjualan juga dialami Batik Naraya yang tidak bisa membuka toko karena PSBB.
Meskipun tidak mengalami kesulitan saat menjual produk fashion di platform online, Batik Naraya saat awal pandemi belum memiliki ekosistem pembayaran digital yang memadai.
Sistem pembayaran yang mereka sediakan belum bisa memenuhi kebutuhan konsumen mereka karena hanya menyediakan transfer bank.