Mengais Rezeki dari Kotoran Hewan Ternak

Awalnya merasa prihatin dengan ulah para peternak Sapi yang membuang limbah kotoran ke air sungai. Namun, berkat keuletan Maman kotoran Hewan ternak itu menjadi bermanfaat dengan diubah menjadi pupuk alami yang bernilai

Sri Rahayu, Kota Bandung

Kotoran hewan ternak, bagi kebanyakan orang tidak begitu diliriksebagai barang yang memiliki manfaat. Tetapi, di tangan Maman Hidayat kotoran-kotoran hewan dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah.

Rumah Kompos Cisurupan yang terletak di RT 01 RW 08, Kelurahan Cisurupan, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung saat ini terus mengolah limbah kotoran sapi menjadi pupuk kompos.

Kotoran Ternak yang sebelumnya dibuang ke saluran air sungai, diolah Maman menjadi barang yang memiliki manfaat.

Rumah Kompos dibangun pada 2019 lalu. Meski masih seumur jagung, sedikit demi sedikit, Maman bersama rekannya terus berjibaku dengan kotoran sapi. Bau menyengat dari kotoran sudah menjadi biasa.

Rumah Kompos pertama kali didirikan pada Mei. Waktu itu masih dalam skala kecil.

’’Dulu masih diambil sendiri kotoran hewan menggunakan motor, tidak seperti sekarang langsung di kirim oleh peternak kesini,” ujarnya kepada Jabar Ekspres, Minggu (22/11).

Maman mengaku, pada awal kemunculan Rumah Kompos ini, dia bersama rekan-rekannya tergabung di dalam komunitas Anis Merah Zoothera Citrina (AMZT).

Waktu itu merasa kesulitan untuk mengolah kotoran hewan. Terlebih, sarana belum memadai. Bahkan saat ini masih kurang fasilitas penunjang.

’’ Kami butuhkan itu lahan dan alat transportasi untuk mengangkut kotoran hewan, ini menjadi hambatan distribusi pupuk kompos dalam jumlah banyak, sedangkan untuk lahan rumah Kompos hanya menggunakan 4×5 meter, jadi masih sangat kurang,” ucap Maman.

Disela-sela kesibukannya, Maman bercerita, pada awalnya pupuk yang diproduksi tidak untuk diperjual belikan. Namun untuk memenuhi ongkos produksi, mau tidak mau harus dijual.

’’Per kantong plastic isi dua kilogram dihargai Rp 2.000,’’kata dia.

Selain itu, sebelum diperjual belikan, Maman sempat membagi-bagikan pupuk itu ke warga sekitar. Kebetulan, di daerah rumah kompos banyak sekali komplek perumahan.

Seiring berjalannya waktu,akhirnya banyak orang yang mengakui manfaat pupuk buatan Maman. Sampai akhirnya, Maman berniat mempromosikannya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan