Gelar Pelatihan Agrowisata di BLK Lembang, Kemenaker Kucurkan Anggaran Rp 1 Miliar untuk 128 Orang

NGAMPRAH – Direktur Jenderal (Dirjen) Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) RI, Budi Hartawan mengapresiasi pembuatan agrowisata berbasis pertanian oleh Pemkab Bandung Barat.

Program Padat Karya Pertanian itu hasil kerjasama Pemda KBB dengan Kemenaker RI melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Binalattas dengan pelaksana yang berada di bawah dan bertanggung jawab keparzaeda Menteri Ketenagakerjaan.

“Ini sangat luar biasa, saya tidak menyangka bisa secepat ini. Sudah di olah lahannya, tinggal ditanam. Ini bisa mengedukasi masyarakat untuk bisa dilakukan di tempat lain,” kata Budi, Jumat (16/10).

Budi sangat mengapresiasi rencana Bupati Aa Umbara Sutisna yang berkeinginan menjadikan lokasi lahan tersebut sebagai kawasan Wisata Edukasi Pertanian, Peternakan, Bunga, dan Hortikultura.

“Saya sudah dapat informasi nantinya akan dikelola oleh 11 Dinas, saya sangat salut. Karena sayang sekali jika lahan sebesar ini tidak dikelola”, ucap Budi kembali.

Saat disinggung apakah Program Padat Karya Pertanian tersebut juga akan dilakukan di wilayah selatan KBB yang juga banyak terdapat lahan kosong, Budi mengatakan akan melihat situasi terlebih dahulu.

“Kita akan tinjau nanti. Mudah-mudahan kita mempunyai Anggaran cukup besar untuk itu. Kita juga ingin mengembangkan dan melanjutkan di luar KBB karena melihat Program ini memang bagus. Yang pasti untuk sekarang, saya berharap Program ini bisa membantu masyarakat sekitar yang terkena dampak Covid-19”, terang Budi.

Sementara itu, Tuti Haryanti selaku Kepala BLK Lembang mengatakan bahwa untuk Program di lahan Komplek Pemda ini telah digelontorkan 8 Paket pelatihan dengan anggaran yang cukup besar.

“Untuk disini kita gelontorkan 8 paket pelatihan yang terdiri dari 128 orang, dengan anggaran Rp 900 Juta lebih, hampir Rp1 Miliar untuk pelatihan mulai dari penanaman sampai siap panen”, jelas Tuti.

Untuk wilayah selatan KBB, Tuti menyebutkan pernah dibantu juga melalui program MTU (Mobile Training Unit) yang walaupun anggarannya tidak sebesar di lahan Pemda, namun itu sudah menunjukkan hasil.

Tuti juga memastikan bahwa sudah ada pihak Buyer (pembeli) yang siap menampung hasil panen dari lahan tersebut ke depannya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan