BANDUNG – Tagihan listrik sejak pandemi virus korona tepatnya pada bulan Mei dan Juni melonjak signifikan. Bahkan, kenaikan tagihan pembayaran bisa mencapai angka 150 persen. Hal itu dinilai tidak wajar lantaran banyak masyarakat yang tidak diberikan edukasi atau informasi sebelumnya dari PT PLN.
Ridwanti Putri,26, warga Ujung Berung Kota Bandung mengaku kaget dengan tagihan listrik selama pandemi. Biasanya, kata dia, sebelum pandemi setiap bulan tagihan listrik hanya dikisaran Rp 100 ribu. Kini, tagihan menjadi Rp 270 ribu.
[ihc-hide-content ihc_mb_type=”show” ihc_mb_who=”3,4,5″ ihc_mb_template=”1″ ]
“Tagihan membengkak tersebut terjadi di bulan Mei dan Juni kemarin. Saya khawatir bisa naik lagi di bulan berikutnya. Saya juga bingung karena selama ini tidak ada informasi juga dari PLN,” keluhnya saat dikonfirmasi Jabar Ekspres, Rabu (15/7).
Menurutnya, lonjakan tagihan ini juga tak didasari data dari PLN. Sebab, diakuinya selama pandemi penggunaan listrik normal seperti sebelum pandemi. “Kalau ditanya apakah ada alat elektronik tambahan, saya jawab tidak ada. Penggunaan wajar seperti biasa tapi tagihan malah meningkat, itu yang saya bingung,” ungkapnya seraya menyebutkan jika di rumahnya menggunakan listrik berkapasitas 900 VA.
Keluhan tak hanya datang dari warga Kota Bandung. Melainkan datang juga dari warga Kota Cimahi. Ririn Nur Febriani,36, warga Kelurahan Citeureup, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi ini mengaku tagihan pembayaran listrik terakhirnya melonjak hingga Rp 120 ribu.
“Padahal, biasanya saya bayar setiap bulan itu hanya Rp 80 ribu. Tapi terakhir saya bayar kok naiknya besar banget sampai Rp 120 ribu,” kata Ririn.
Lebih anehnya lagi, kata Ririn, rumah yang tagihannya membengkak tersebut jarang sekali didiami sehingga penggunaan listrik pun sangat minim. Ia selama ini lebih berada di rumah orang tuanya.
“Kalau listrik jarang dipakai, kan jarang tinggal di rumah itu. Makanya saya bingung kok naiknya sampai besar gitu,” tuturnya.
Di rumah tersebut, Ririn menggunakan listrik berkapasitas 1.300 VA, kategori pelanggan pascabayar. “Iya mau gak mau tetap harus dibayar, daripada nanti diputus sambungannya sama PLN,” ucapnya.