Reformasi Politik Ala Muawiyah Bin Abu Sufyan

Muawiyah masuk Islam pada peristiwa Umrah Qadha tahun 7 H, tetapi menyembunyikan dari bapaknya. Hal itu dapat dimengerti karena situasi saat itu masih mencekam. Selain itu posisi Muawiyah cukup sulit, mengingat Abu Sufyan pada waktu itu masih kafir. Bahkan Abu Sufyan adalah pemimpin Quraisy dalam melawan rasulullah. Muawiyah juga ikut perang Hunain dan rasulullah memberinya seratus unta dan 40 uqiyah emas dari harta rampasan perang Hunain.

Muawiyah bin Abu Sufyan adalah khalifah yang berkuasa pada tahun 661 M sampai 680 M. Beliau merupakan salah seorang sahabat nabi dan juga merupakan saudara tiri dari Ummu Habibah Ramlah, istri rosulullah. Muawiyah bin Abu Sufyan bin Harb bin Umayyah bin Abdi Syams bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab, adalah khalifah yang menjadikan Umayyah sebagai dinasti di kekhalifahan. Muawiyah merupakan khalifah pertama dari Bani Umayyah yang berasal dari garis Sufyani. Memiliki julukan Abu Abdurrahman dan Al-Quraisyi al-Umawi Al-Makki.

Muawiyah berperawakan tinggi. Berkulit putih. Tampan. Penuh wibawa dan penyuka kebersihan. Memulai karir politiknya sebagai Gubernur Syria pada 639 M oleh Khalifah Umar bin Khattab dan membuktikan dirinya sebagai pemimpin yang cakap. Salah satu capaiannya adalah pembentukan angkatan laut muslim pertama.

Pembunuhan khalifah Utsman bin Affan pada tahun 656 M dan perbedaan pendapat mengenai status pembunuhnya menjadikan terjadinya perselisihan antara pihak Muawiyah dan khalifah Ali bin Abi Thalib. Berujung pada Pertempuran Shiffin. Sepeninggal Ali dan Hasan melepas jabatan khalifah setelah disandang selama sekitar enam atau tujuh bulan, Muawiyah resmi menjadi khalifah pada tahun 661 M.

Perselisihan dengan Ali bin Abi Thalib, dan penunjukkan putranya untuk menjadi khalifah sepeninggalnya, menjadikan Muawiyah sebagai sosok yang kontroversial dalam sejarah Islam. Literatur Madinah awal dan Abbasiyah awal memiliki gambaran yang baik terkait Muawiyah. Tetapi tidak demikian dengan literatur Abbasiyah pada masa belakangan yang lebih cenderung bersifat anti-Umayyah.

Beberapa kalangan ada yang menyebut Muawiyah dengan julukan yang jauh dari akhlak Islami. Padahal walau bagaimanapun dia tetap sahabat rasulullah, Dia juga ikut di berbagai peperangan, baik di masa rasulullah atau Khulafaur Rasyidin.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan