Semangat, wibawa dan kegembiraan dengan kehadiran “power” Umar, diungkapkan juga oleh para sahabat, seperti Ibnu Mas’ud yang mengatakan “Sebelumnya kami tak berani melakukan salat di sisi Ka’bah hingga Umar masuk Islam.” Sementara Shuhaib bin Sinan Ar-Rumi berkata, “Ketika Umar masuk Islam, barulah Islam menampakkan diri dan berdakwah secara terang-terangan. Kami juga berani duduk-duduk secara melingkar di sekitar Baitullah, melakukan tawaf, mengimbangi perlakuan orang yang kasar kepada kami serta membalas sebagian yang diperbuatnya.” Sedangkan Abdullah bin Mas’ud berkata, “Kami senantiasa merasakan izzah (kemuliaan, kehormatan, harga diri) sejak Umar masuk Islam.”
Dalam kontek membangun atau menegakkan sebuah peradaban, Morgenthau mengatakan butuh paling tidak dua hal, yaitu interest dan power. Kepentingan dan kekuatan memiliki dua sisi mata pedang. Pertama, apabila kepentingan dari si pemilik power tidak baik, maka power akan menjadi alat menghancurkan. Sebaliknya, apabila power ada di tangan orang yang baik, maka power akan menjadi alat menegakkan kebaikan. Seperti dalam ungkapan Morgenthau: The statesman must think in terms of the national interest, conceived as power among other powers. The popular mind, unaware of the fine distinctions of the statesman’s thinking, reasons more often than not in the simple moralistic and legalistic terms of absolute good and absolute evil.”
Dengan izin Allah, rasulullah dan juga pada saatnya kekhalifahan Umar mampu mengendalikan power untuk kepentingan perdamaian (peace). Rasulullah mampu mengendalikan singa yang setiap saat bisa menerkamnya. Menjadi singa yang setiap saat menjadi pelindung. Dan sepeninggal rasulullah, dan Abu Bakar, ketika Umar sang power menjadi khalifah, kekhalifahan menjadi salah satu kekuatan besar baru di wilayah Timur Tengah. Selain menaklukan Kekaisaran Sasaniyah yang sudah melemah hanya dalam kurun waktu dua tahun (642–644 M), ‘Umar berhasil mengambil alih kepemimpinan dua pertiga wilayah Kekaisaran Romawi Timur, juga Persia dan Mesir. Namun semua itu dilakukan semata-mata untuk membangun perdamaian.
Hal itu dibuktikan dengan dilakukannya berbagai pembaharuan dalam segala bidang yang muaranya menciptakan perdamaian. Dalam bidang pemerintahan dan politik, departemen khusus dibentuk sebagai tempat masyarakat dapat mengadu mengenai para pejabat dan negara. Pembentukan Baitul Mal menjadi salah satu pembaharuan ‘Umar dalam bidang ekonomi. Segala capaiannya menjadikan ‘Umar sebagai salah satu khalifah paling berpengaruh sepanjang sejarah, karena power dipergunakan untuk membangun peace.