RSUD Soreang Miliki Ruang Isolasi Covid-19

SOREANG – Meskipun bukan rumah sakit rujukan, namun Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soreang akan menyediakan ruang isolasi bagi pasien yang terinfeksi virus korona (Covid-19). Nantinya, ruang isolasi yang diberi nama Wijaya Kusuma itu akan dilengkapi dengan tiga tempat tidur, ventilator, pemantau suhu tubuh, cctv dan ruang steril bagi tim medis yang menangani pasien.

Hal itu dikatakan Wakil Bupati Bandung Gun Gun Gunawan, menurutnya dengan adanya ruang isolasi tersebut berharap  dapat membantu pemerintah daerah dalam menangani pasien. ”Meskipun RSUD Soreang bukan rujukan utama, tapi pasti ada pasien yang memiliki gejala mirip dengan covid. Kami mendapat laporan pak dirut, bahwa pembangunan ruang isolasi ini merupakan antisipasi dalam menghadapi pandemi. Namun saya tetap berdoa, semoga tidak ada masyarakat yang masuk ke ruangan ini,” kata Gun Gun disela kunjungan kerja ke RSUD Soreang, Kamis (16/4).

Atas nama Pemkab Bandung, dirinya mengapresiasi seluruh elemen masyarakat yang telah sabilulungan membantu memenuhi kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga kesehatan. ”Alhamdulillah, kali ini rekan – rekan alumni SMA 12 Bandung memberikan APD berupa gown all-cover, sarung tangan dan face shield untuk RSUD Soreang dan sejumlah Puskesmas di Kabupaten Bandung. Saya berharap, kegiatan sosial ini bisa menjadi motivasi bagi komunitas atau masyarakat lainnya. Tidak hanya membantu fasilitas kesehatan, masyarakat juga bisa membantu warga lainnya yang terdampak wabah, salah satunya adalah pedagang di area sekolah,” jelasnya.

Sementara itu,  Direktur Utama RSUD Soreang Iping Suripto menjelaskan, dalam menghadapi pandemi tersebut, pihaknya telah membentuk tim korona internal RSUD Soreang. ”Langkah preventif lainnya, kami akan segera memiliki ruang isolasi yang terdiri dari tiga ruang rawat. Bangunan ini bersumber dari dana CSR (Corporate Social Responsibility) PT PP (Pembangunan Perumahan). Sebelumnya, pihak PP telah mengahadirkan staf ahli dari kemenkes (Kementerin Kesehatan) untuk mengawasi pembangunannya. Insya Allah, ruang isolasi ini telah memenuhi standar kemenkes,” akunya.

Dalam kurun waktu dua bulan, lanjut Iping, pihaknya telah merawat dua Pasien Dengan Pengawasan (PDP). ”Sejak Maret kemarin kami telah merawat PDP, yakni bayi berusia dua bulan yang dirawat selama 12 hari, dan bayi berusia delapan bulan yang dirawat 9 hari. Alhamdulillah kedua pasien sembuh dan memiliki hasil swabnya negatif,” pungkasnya.(yul/rus)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan