Papa Zhang

Dokter Zhang lulusan Fakultas Kedokteran Fudan University, Shanghai.

Ia juga pernah kuliah di, ehm…Harvard Medical School, Boston, Amerika.

Kini dokter Zhang Wenhong menjabat ketua departemen penyakit menular di Huashan Hospital, Shanghai.

Nama Zhang Wenhong melangit sejak Januari lalu. Yakni ketika wabah Covid-19 kian serius di Wuhan.

Waktu itu ia memerlukan lebih banyak dokter lagi yang harus ke garis depan: mengatasi wabah Covid-19.

Berarti harus lebih banyak lagi dokter Shanghai yang harus ditugaskan terjun ke Wuhan. Itu untuk menggantikan ”pasukan” gelombang pertama.

Dokter Zhang tahu perasaan para dokter yang ditugaskan ke sana itu.

Maka dokter Zhang mengeluarkan kata-kata keras. ”Kita tidak seharusnya mengingkari tanggung jawab kita kepada rakyat. Saya tidak peduli kalian suka atau tidak suka dengan tugas ini. Saya tidak peduli kalian melakukannya dengan sepenuh hati atau terpaksa. Pokoknya jalankan.”

Video pidatonya itu langsung viral. Ditonton puluhan juta netizen di Tiongkok.

Dokter Zhang Wenhong langsung jadi media darling.

Ia memang dikenal sebagai dokter yang IQ dan EQ-nya sama-sama tinggi. Pinter, ahli, pandai berkomunikasi, dan mau melayani pertanyaan dari publik di seputar Covid-19.

”Fatwa”-nya tadi adalah jawaban dari salah satu pertanyaan masyarakat. Yakni tentang perlukah minum tambahan vitamin. Dokter Zhang Wenhong tidak memasukkannya dalam ”fatwa”-nya.

Ia sangat menekankan ”jangan keluar rumah”. Itulah satu-satunya cara untuk memutus penularan. Kalau semua orang disiplin tidak keluar rumah, Covid-19 teratasi dalam dua bulan.

Dokter Zhang Wenhong tidak hanya diidolakan publik seluruh Tiongkok. Anak buahnya pun sangat mencintainya. ”Beliau suka membina dokter-dokter muda. Sampai-sampai kami memanggil beliau Papa Zhang,” ujar staf di rumah sakit itu.

Orang Shanghai pun merasa aman dengan adanya Dokter Zhang. Jumlah penderita Covid-19 di Shanghai sangat kecil –dibanding ukuran dan kepadatan penduduknya. Di Shanghai hanya 509 yang terkena Covid-19 dan hanya 5 orang yang meninggal. Di Shanghai 95 persen pasien Covid-19 berhasil disembuhkan.

Bandingkan dengan New York: 67.000 yang terkena dan 1.300 lebih yang meninggal.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan