BANDUNG– Jaringan Kerja Antar Umat Beragama (Jakatarub) menggelar Bandung Lautan Damai (Balad) dalam rangka memperingati Hari Toleransi Internasional dengan tema Bhineka Tiap Hari. Hal itu dilakukan sebagai bentuk menyadarkan kembali masyarakat terhadap nilai-nilai kebhinekaan dan toleransi di tengah masyarakat Kota Bandung.
Untuk diketahui, setiap 16 November, dunia memperingati Hari Toleransi Internasional. Kegiatan tersebut pertama kali dideklarasikan oleh The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada 16 November 1995, hadirnya hari toleransi International ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang prinsip-prinsip toleransi.
Sekretaris Jendral (Sekjen) Jakatarub, Risdo Simangunsong mengatakan, Balad sendiri konteksnya untuk merayakan Hari Toleransi Internasional. Dan melihat konteksnya semenjak 2014 isu keberagaman makin populer, apalagi 2018, 2019 isu ini semakin populer sekali memiliki unsur politis.
“Jadi kita ingin kebhinekaan itu lebih keseharian yang dialami setiap orang, tidak semata-mata apa yang dialami oleh elit atau jargon yang politis, anak-anak lebih dikenalkan dengan yang berbeda, diskusi, nonton film. Bhineka ini kita mencoba untuk menghadirkannya dalam bentuk sehari-hari, apa yang kita alami setiap hari bisa menjadi warna bhineka dan toleransi,” katanya ditemui di lokasi acara Balad di GKI Kebon Jati, pada Sabtu (16/11).
Balad sendiri pertama kali dilaksanakan pada tahun 2012 ketika kasus seperti persekusi, pengrusakan rumah ibadah, ada pelarangan kegiatan beribah, atau pelarangan ketika melakukan diskusi, sesuatu yang intoleransi berlangsung.
“Makna Balad, sebenarnya kita semangatnya seperti Bandung Lautan Api waktu itu, yang secara kebetulan dalam Sunda artinya teman, tapi dengan maknanya kami ingin mempersatukan dari berbagai banyak golongan, kita ada karya bersama, berdiskusi terkait keberagaman agama dan isu toleransi lainnya,” kata Risdo.
Adapun beberapa kegiatan dari Balad sendiri dalam rangka Hari Toleransi Internasional, diisi dengan care religi, diskusi keberagaman dan lainnya. “Untuk tahun ini kita lebih ke kegiatan yang mengena ke keseharian, kemarin anak-anak sekolah kita antar ke rumah-rumah ibadah kunjungan, hari ini kita coba mempertemukan rekan-rekan yang sama sekali baru dalam isu tentang Balad kita ajak bergabung dan minta sumbang saran.