BANDUNG – Besarnya minat serta peluang kerja di luar negeri menjadi daya tarik tersendiri bagi warga Jabar. Terlebih, kesempatan bekerja di daerah sendiri semakin sempit.
Menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri menjadi salah satu alternatif pilihan. Sebab, selain penghasilan besar, cerita-cerita kesuksesan biasanya menjadi magnet bagi masyarakat yang ingin menjadi TKI. Akan tetapi, peluang ini tidak berbanding lurus dengan kenyataan. Sebab, dari beberapa kasus yang terjadi banyak cerita duka para TKI di perlakukan tidak manusiawi.
Melihat kondisi ini, Dinas Tenaga Kerja dan Tranmigrasi (Disnakertrans) Jawa Barat Ade Afriandi menjelaskan, permasalahan sebetulnya sudah menjadi masalah klasik dan sering terjadi. Penyebabnya keterbatasan wawasan dan keterampilan. Kondisi ini dimanfaatkan oleh perusahaan TJKI Ilegal dengan memanfaatkan para calo.
“Ini sudah menjadi masalah klasik dan harus segera dihilangkan,’’ kata Ade ketika ditemnui dalam acara Jabar punya informasi (Japri) di halaman belakang gedung sate Jumat (4/10).
Dia mengungkapkan, perekutan TKI sering kali menjadi ajang bisnis yang menggiurkan. Tapi secara aturan banyak yang dilanggar.
Dia mencontohkan, untuk memberangkatkan itu ada yang harus setor 7 juta sampai 10 juta, memang ini bisnis yang menggiurkan akan tetapi ini ilegal.
Akan tetapi, untuk meminimalisir ini dibentuk Migran Juara yang memiliki tim khusus untuk membangun sistem navigasi imigran. Sistem ini terbentuk dari seluruh rangkaian sistem pendataan calon tenaga kerja, sistem perekrutan yang melibatkan peran disnakertrans provinsi, kabupaten/kota,hingga keterlibatan aparat desa.
“Dengan seperti ini kita akan tahu dan tercatat di big data siapa saja berangkat, dan siapa yang masa kontraknya. Program inipun di dalamnya juga termasuk pelatihan dan sertifikasi, sistem penempatan, serta sistem tracking warga Jabar yang bekerja di luar negeri,” jelasnya.
Disnakertrans juga dalam waktu dekat akan membangun gedung Jabar Migran Service Center Pemdaprov Jabar akan groundbreaking gedung Migran Training Centre Jawa Barat yang bertempatkan di dekat Terminal Leuwi Panjang.
“Saat ini sedang dalam tahap promosi kegiatan, Insyaallah Maret 2020 dimulai pembangunan gedung Migran Training Centre,” ujar Ade. (mg1/yan)