CIMAHI – Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olaharaga (Disbudparpora) Kota Cimahi mengakui sampai saat ini belum ada persetujuan tertulis seperti Momerendum of Understanding (MoU) dengan pihak militer di Kota Cimahi perihal wisata Cimahi Military Tourism.
Padahal, wisata yang mengusung konsep jelajah bangunan bersejarah atau heritage di Kota Cimahi itu sudah digagas sejak beberapa tahun lalu. Bahkan, momen seremonialnya sudah dilakukan dua kali. Yakni pra launching ditahun 2017 dan launching tahun 2018.
Kepala Bidang Kebudayaan dan Pariwisata pada Disbudparpora Kota Cimahi, Ero Kusnadi mengakui, masih ada proses yang belum ditempuh pihaknya. Proses itu adalah ekspose seputar wisata heritage kepada pihak militer yang memiliki wewenang atas bangunan bersejarah di Kota Cimahi.
”Ada proses yang belum kita lewati, kita belum melaksanakan itu (ekspose),” kata Ero saat ditemui di Komplek Perkantoran Pemkot Cimahi, Jalan Demang Hardjakuusmah, Senin (23/9).
Dia menuturkan, pihak Kodiklat sebetulnya akan membantu untuk memfasilitasi pelaksanaan ekspose terhadap instansi militer di Kota Cimahi. Hanya saja pihaknya baru merencanakan tahapan tersebut ditahun sekarang. Wacananya, ekspose nanti akan dibarengi dengan MoU.
”Kita baru merencanakan tinggal nunggu waktu, saya rencanakan tahun ini. Nanti ekspose dihadiri Komandan Pusdik, mau sosilaisasi sambil membuat MoU,” tuturnya.
Dalam desain perencanaan sebelumnya, ada sejumlah tempat milik instansi militer yang menjadi destinasi wisata heritage di Kota Cimahi. makam kerkof, Gedung The Historich, Stasiun Kereta Api Cimahi, Pusdikpom, Pusdik Armed, Pusdikjas dan Penjara Poncol.
Disbudparpora Kota Cimahi pun secara resmi sudah meresmikan wisata heritage yang bertajuk Cimahi Military Tourism itu akhir 2018. Namun, konsepnya belum sesuai rencana dimana wisatawan bisa mengunjungi langsung destinasi wisata yang telah direncanakan.
Bermodalkan bus wisata hibah dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang diberi nama Saba Kota Cimahi (Sakoci), wisata heritage tersebut untuk sementara ini masih bersifat city tour. Dimana masyarakat hanya diajak berkeliling melewati tempat-tempat yang dituju disertai informasi dari pemandu.
”Rute Sakoci itu melewati bangunan-bangunan heritage atau cagar budaya sampai 15 tempat yang dilalui,” kata Ero.