Rubah Pola Rekuitmen Calon Tenaga Kerja Migran

“Jadi yang mendaftar yang tahu saja atau melalui LPK siapa saja yang ikut latihan ditarik saja. Sekarang, kami bikin Jabar migran service center,” katanya.

Ade menambahkan, diubah pola rekuitmen lantaran serapan lulusan pelatihan dari BLK (Balai Latihan Kerja)  ke dunia industrinya masih rendah. Hal tersebut diketahui setelah melihat dari laporan usai pelatihan. Mengenai hal ini mengambil sampelnya dari BLK kompetensi. Dengan begitu, para calon tenaga kerja migran tersebut dilatih bukan hanya sekadar untuk mendapatkan sertifikat pelatihan, namun sertifikasi keahlian.

“Ahli mesin, misalkan. Itu kan keluar si peserta itu bukan hanya lulus mengikuti pelatihan tapi lulus memiliki sertifikasi keahlian. Nah itu yang dibutuhkan sekarang dan ke depan,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Balai Latihan Kerja Pekerja Migran Indonesia (BLKPMI) Jabar Teguh Khasbudi mengatakan, pihaknya sudah memberangkatkan tiga angkatan. Kali ini, pihaknya sudah melakukan open recruitment dalam waktu singkat sudah ada 1.500 yang mendaftar.

“Dari proses open rekuitmen ini kami melakukan seleksi. Jadi terseleksi jumlah 20 orang untuk satu angkatan mengikuti pelatihan selama 21 hari,” katanya.

Peserta pelatihan tersebut, kata dia, berasal dari lulusan SMA sebanyak 5 orang, SMK 13 orang, dan lulusan S-1 sebanyak 2 orang. Mereka, berasal dari  berbagai pelosok di Jabar. Di antaranya, Kabupaten Bandung Barat, Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Sukabumi.

“Pelamar yang mengikuti pelatihan, akan mendapatkan uang saku Rp21 juta,” pungkasnya. (mg2/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan