Di Maio

Salah satu teman terbaik saya adalah orang Milan: Renato Guarino. Begitu sering saya menemuinya di sana. Mengajaknya ke mana-mana.

Orang Italia utara ini sering jengkel dengan orang Italia tengah. Yang mereka anggap terlalu politiking. Dengan pusatnya di Roma.

Tapi orang utara lebih sebel lagi dengan orang Selatan. Yang mereka anggap pemalas. Hanya menghabiskan subsidi negara. Istilah mereka: Utara menghasilkan uang, tengah membicarakan uang, Selatan menghabiskan uang.

Di Maio adalah bintang baru politik Italia. Ia tidak sampai lulus universitas. Kuliahnya pindah-pindah. Semula fakultas teknik. Seperti umumnya anak muda Italia. Yang terobsesi warisan budaya luhur keunggulan teknologi negara itu. Tapi era Di Maio di kampus adalah era bergejolaknya politik. Ia melihat teknologi tidak bisa menyelesaikan keruwetan politik. Yang di Italia memang sangat ruwet.

Di Maio pun pindah ke fakultas hukum. Tapi juga tidak selesai. Ia pilih langsung terjun ke dunia aktivis. Umur 24 tahun Di Maio sudah menjadi tokoh mahasiswa. Umur 27 tahun sudah terpilih sebagai anggota DPR. Bahkan jadi wakil ketua DPR. Lewat partai baru. Bukan ia yang mendirikan tapi ialah yang menjadi pemimpinnya: Partai Gerakan Lima Bintang. Memang ada lima tokoh yang menggerakkan partai baru itu.

Lalu ikut Pemilu. Tahun lalu.

Lima Bintang pun mengejutkan. Berhasil menjadi partai dengan perolehan suara terbesar: 32 persen.

Berhasil pula membentuk pemerintahan. Tentu setelah berkoalisi. Dengan partai terbesar di aliran tengah-kanan: Partai Liga Italia.

Eropa pun dag-dig-dug. Terutama setelah koalisi ini memilih Paulo Savona sebagai menteri ekonomi. Yang ideologinya: Brexit. Mengikuti Inggris. Keluar dari Uni Eropa.

Penunjukan Paulo Savona itu hampir saja kembali membuyarkan pemerintah. Yang belakangan begitu sering terjadi di Italia.

Tekanan pada Savona begitu besar. Terutama dari seluruh Eropa. Lebih terutama dari Jerman dan Perancis. Sampai-sampai perdana menteri baru Giuseppe Conte pilih mundur. Conte adalah orang kampus murni. Guru Besar hukum perdata yang lurus. Yang tidak mau ruwet.

Tapi akhirnya terjadi kompromi. Di Maio-lah yang jadi wakil perdana menteri. Sekaligus menteri pembangunan ekonomi. Merangkap pula menteri tenaga kerja.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan