Sang Istri Pilih Bunuh Diri Ketimbang Diciduk Aparat

Negoisasi antara polisi dan Istri Terdua Teroris Abu Hamzah di Sibolga berakhir nestapa. Perempuan itu memilih meledakkan dirinya bersama anaknya ketimbang menyerah ke aparat.

Tim FIN-Sibolga

Dentuman keras mengguncang Kelurahan Pancuranbambu, Kecamatan Sibolga Selatan. Kota Sibolga, Sumatera Utara, Rabu (13/3) sekira pukul 01.30 WIB.

Dentuman itu berasal dari bom yang meledak dari dalam kamar rumah milik terduga teroris Husain aliasAbu Hamzah. Sang pemicu bom adalah istri Abu Hamzah, ia memilih meledakkan diri denganbom lontongrakitan. Abu Hamzah sendiri telah diciduk oleh polisi, siang harinya, Selasa (12/3).

Negoisasi lebih dari 10 jam antara istri Abu Hamzah dan Polisi berakhir nestapa. Perempuan itu meledakan diri bersama anaknya yang masih berusia 3 tahun.

Asap tebal mengepul dari dalam rumah, tim Gegana Polda Sumut langsung melakukan evakuasi bersama tim medis. Seorang petugas keluar, ia memberitahukan kepada tim di luar bahwa ada dua mayat di dalam rumah. Sejumlah petugas medis masuk dan melakukan sterilisasi. Dua kantong jenazah dibawa masuk. Dari info yang beredar, jasad istri dan anaknya ditemukan dengan kondisi tak utuh alias terpotong-potong.
Di sela terjadinya ledakan bom rakitan, polisi meminta bantuan petugas pemadam kebakaran agar api tidak menyebar ke rumah warga lainnya.
Dalam rumah tersebut, seluruh barang bukti bahan peledak dikumpulkan. Beratnya diperkirakan bisa mencapai 300 Kg.

Kapolda Sumut Irjend Pol Agus Andrianto mengatakan, tim Densus 88 Anti Teror dan Gegana serta tim dari kepolisian telah mengamankan sejumlah barang bukti bahan peledak dari dua rumah. ” Barang bukti kita ambil dari rumah di jalan Gambolo, Kelurahan Pancuran Dewa, Kecamatan Sibolga Sambas dan rumah di Jalan Kutilang, Kelurahan Aek Habil, Kecamatan Sibolga Selatan,” terangnya.

Pascaledakan, polisi masih mensterilkan kawasan rumah terduga teroris Abu Hamzah. Polisi juga melarang warga setempat yang sebelumnya telah dievakuasi (mengungsi) untuk masuk ke rumah. Warga hanya diperbolehkan melihat dari jarak 100 meter.
Hingga sore hari, Tim Automatic fingerprint Idenfication system (Inafis) kepolisian sedang melakukan olah TKP.

Terpisah, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo melakukan konferensi pers di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan