Pertahankan Batik dengan Terus Berinovasi

BANDUNG– Untuk tetap menjaga daya beli para penggemar batik di tengah lesunya perekonomian, Maxindo Communication sebagai Event Organized (EO) pameran batik menghadirkan inovasi-inovasi baru dalam setiap acara yang digelarnya.

Seperti gelaran ditahun ke tiga atau event ke 27 ini, Maxindo tidak hanya menampilkan pameran produk batik saja, namun pihaknya juga menampilkan produk-produk tenun, songket, kerajinan nusantara, aksesories, dan bordir.

Perwakilan Maxindo Communication, Yuwono Andi mengaku, pada gelaran kali ini pihaknya menampilkan sesuatu yang baru karya pengrajin Jalamas yaitu bordir dengan teknis khusus menempelkan benang ke kain dengan teknik bordir khusus sehingga benang tidak tembus ke belakang.

”Walaupun masyarakat banyak mengeluhkan ekonomi yang sedang lesu, tapi kami tak berhenti berinovasi dan berkarya sehingga jika nanti perekonomian sudah membaik kita sudah siap dan mampu untuk bersaing,” kata pria yang kerap disapa Andi ini, disela-sela kegiatan di Graha Manggala Siliwangi, Jalan Aceh Kota Bandung, Kamis (31/1).

Menurut Andi, selain batik dengan teknik bordir, yang berbeda dalam pameran yang akan berlangsung selama lima hari (30 Januari- 3 Februari 2019) ini pihaknya juga ikut memamerkan batik Iron Man hasil karya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

”Acara kali ini sekaligus launching batik hasil karya bapak Gubernur Jabar Ridwan Kamil berkolaborasi dengan beberapa pengrajin Cirebon dan daerah lain di Jabar,” ujarnya.

Gelaran ini, lanjutnya, diikuti oleh 80 pengrajin batik dari seluruh pulau Jawa, Madura, NTT, Sumatra Barat, Palembang dan ada juga dari Padang yang menampilkan songket-songket asli buatannya. Sementara itu saat disinggung terkait tema pameran ’Legenda Batik Nusantara’ Andi mengaku, sebenarnya nama legenda sudah tercetus sejak tiga tahun yang lalu.

”Legenda bermakna suatu cerita rakyat, begitu juga dengan batik ada banyak cerita dibalik motif-motif batik tersebut. Kita juga ingin batik ini melegenda di Indonesia,” terangnya.

Untuk tetap mempertahankan pangsa pasar batik, selain dengan pameran, pihaknya juga kerap melakukan program-program menarik lain, seperti diskusi, mengundang berbagai komunitas dan juga acara-acara lainnya.

”Kami berharap dengan event ini batik, bordir dan tenun Indonesia dapat terus lestari sepanjang masa, sehingga karya cipta nusantara ini tidak lagi diakui sebagai karya cipta negara lain,” pungkasnya. (ziz)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan