Miftahul Bebas Biaya Kuliah

BANDUNG – Ketua Paguyuban Pasundan, Prof. Didi Turmudzi mengaku salut akan keteguhan hati atlet blind Judo Indonesia, Miftahul Jannah. Dia kukuh dengan sikapnya menggunakan hijab saat bertanding, hingga akhirnya didiskualifikasi oleh panitia.

Didi menyebutkan, pihaknya akan tetap memberikan apresiasi untuk Miftahul dengan membebaskan biaya kuliah, meski ia harus didiskualifikasi. Saat ini Miftahul tercatat sebagai mahasiswa Jurusan Bahasa Indonesia, FKIP Universitas Pasundan (Unpas) angkatan 2017.

”Saya sangat bangga dan bersyukur, memiliki mahasiswa seperti Miftahul. Karena dia memiliki keteguhan hati dan kedisiplinan dalam beragama. Dan ini harus menjadi pembelajaran bagi kita semua bahwa keteguhan beragama bukan sesuatu yang harus ditawar,” tegas Didi yang ditemui di ruang kerjanya, kemarin (9/10).

Atas apresiasinya itu, Didi menegaskan pihaknya akan memberikan apresiasi sama dengan atlet peraih medali emas lainnya dengan membebaskan biaya kuliah Miftahul Jannah.

”Kami akan mengapresiasi dengan membebaskan biaya kuliah Miftahul, dan ini harus menjadi contoh bagi pelajar dan mahasiswa lainnya, khususnya di lingkungan Pasundan, bahwa keteguhan dalam beragama adalah hal yang benar,” katanya.

Didi mengatakan, jika kedepan seluruh pimpinan pendidikan Pasundan Menengah dan Tinggi agar memperhatikan dan menghargai dengan baik terhadap kaum disabilitas. ”Karena mereka juga memiliki semangat yang sama dalam belajar dan juga keinginan kuat untuk mengambdi kepada negara,” sambungnya.

Sementara itu dalam siaran pers diterima redaksi, Menpora Imam Nahrawi mengapresiasi keputusan atlet putri Indonesia Miftahul Jannah yang mempertahankan prinsipnya untuk tidak melepas hijab pada pertandingan judo tuna netra Asian Para Games 2018 di JiEXPO, Jakarta, Senin (8/10), meskipun keputusan tersebut membuatnya terdiskualifikasi.

”Pemerintah dan kita semua melihat Miftah yang memegang teguh prinsipnya yang sangat luar biasa. Ini perlu diapresiasi dan Alhamdulillah kami sangat bersyukur sekali,” ucap Imam dalam jumpa pers yang digelar di, GBK Arena Jakarta, kemarin (9/10).

Imam dapat memahami bahwa keputusan yang diambil oleh Miftahul tersebut semata-mata karena perempuan 21 tahun itu tidak ingin auratnya terlihat pada saat bertanding. Prinsip yang dia pegang teguh itu haruslah dihargai oleh semua pihak.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan