BIOS Dorong Peningkatan Ekonomi Petani Kopi

Di tempat yang sama, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kopi Arjuna yang juga Ketua Asosiasi Petani Kopi Bandung Barat Kurnia Danumiharja, mengapresiasi apa yang dilakukan BIOS. Sebab dengan apa yang telah diberikan banyak manfaat yang didapat.

“Yang selama ini petani kopi tidak tahu. Seperti budidaya lebah trigona dan propolis. Sekarang lebih terbuka. Kami berharap kerja sama ini bisa lebih dikembangkan lagi agar para petani kopi bisa meningkatkan pendapatannya,” ucap pria yang kerap disapa Abah Kurnia ini.

Menurut Kurnia, ada perbedaan yang sangat mencolok antara sebelum mengembangkan propolis dengan sesudah. Selain itu, dengan edukasi-edukasi yang diberikan pihak ITB kepada petani kopi membuat wawasan petani semakin berkembang.

“Selama ini petani kopi yang minim teknologi, informasi dan pengetahuan. Tetapi setelah BIOS masuk kemari, kami menjadi lebih tahu tentang dunia kopi itu seperti apa,” ujarnya.

Ia mengakui, setelah mendapatkan sosialisasi, pihaknya mengetahui banyak hal yang bisa dikembangkan dari bertani kopi. Selama ini, petani kopi hanya tahu punya produk tanpa pernah berpikir untuk mengembangkan produknya. Setelah ini, mereka berpikir bagaimana produknya bisa mempunyai brand sehingga harganya bisa lebih tinggi.

“Biasanya kami mempunyai hasil dari kopi antara Mei sampai Agustus dan September hingga April agak kehilangan sumber penghasilan. Dengan penyuluhan dari hasil riset yang dilakukan BIOS, hal itu tidak akan terjadi lagi karena ada hasil-hasil lain yang bisa dimanfaatkan dari kopi. Sehingga akan mendorong minat para petani kopi untuk tetap bertahan sebagai petani kopi,” terangnya. (ziz/adv)


Tentang Biorefinery Society (BIOS)

Biorefinery Society (BIOS) adalah badan start-up yang berhimpun untuk menerapkan konsep kilang hayati pada bioindustri skala kecil.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan