BANDUNG – Untuk menciptakan masyarakat yang cinta Lingkungan Kecamatan Cicendo memiliki cara tersendiri. Di Inisiasi langsung oleh camat warga membentuk kelompok- pecinta lingkungan yang bekerjasama dengan tim dari Dinas Pekerjaan Umum (DPU).
Camat Cicendo Fajar Kurniawan mengatakan, untuk mengajak warga agar mau memelihara lingkungan pihaknya sering melakukan pendekatan langsung kepada warga dengan dibantu para lurah.
’’Kami mengajak mereka berpartisipasi dalam menangani masalah lingkungan seperti sampah dan Banjir” jelas Fajar ketika ditemui diruang kerjanya kemarin. (12/9).
Untuk mengatasi terjadi banjir yang kerap terjadi diwilayah kecamatan Cicendo pihaknya selalu melakukan pengontrolan secara rutin drainase dan saluran air sungai dengan melakukan pengerukan secara gotongroyong.
’’Bila musim penghujan hampir setiap dua minggu sekali sungai dikeruk hingga sampahnya tiada dan sungai mengalir secara lancar,’’jelas Fajar.
Kendati begitu, pada saat datangnya musim kemarau sekarang pihaknya bersama warga memanfaatkan sungai Citepus dengan diambil tanahnya untuk dimanfaatkan sebagai media tanam sayuran.
Dia menuturkan, awalnya kita minta bantuan ke dinas pertanian untuk meminta bibit tanaman, ternyata tumbuhnya bagus. Namun, warga sempat kebingungan akan lahan untuk menanam mengingat di Kecamatan Cicendo tidak ada lahan pertanian.
Kendati begitu, atas dasar inisiatif dan ide dari warga akhirnya membuat Paranggong di atas sungai sepanjang 350 meter yang terbuat dari bambu. Sehingga, kawasan slum mengahsilkan banyak sayuran yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari dan dijual di Bandung Agri Market.
Melihat keberhasilan ini, lanjut dia kelompok yang sudah dibentuk dibagi tugas di antaranya bagian pembibitan, menanam, memanen, hingga menjual.
’’Nah dari sinilah akhirnya terbentuklah kampung wisata RW 04 Kelurahan Pajajaran,”ucap dia.
Fajar menambahkan, dari aktivitas ini akhirnya karakter warga untuk mencintai lingkungan akhirnya berubah. Bahkan, sudah tidak ada lagi membuang sampah langsung ke sungai. Bahkan keberhasilan ini banyak yang berkunjung untuk studi banding atau sekadar membeli sayuran hasil panen dari warga.
“Itu adalah Pola penangan banjir yang multi dimensional yang saya bilang, selain warga masyarakat bisa memperoleh manfaat tidak membuang sampah sungai menjadi bersih dan mereka bisa bercocok tanam di wilayah itu,’’ pungkas Fajar. (job/yan)