Belajar Merakit Shukoi dari Bule Kampung

”Ya mungkin ini juga yang membuat saya ditunjuk langsung untuk menjadi supervisi karena memiliki kemampuan bisa bahasa Rusia,” ucap Heri.

Dari kesan pertama berbincang dengan mereka ternyata pengaruh peran dingin masih membekas pada benak orang-orang Rusia. Bahkan para teknisi ini hanya dari orang sipil dan dua orang saja berasal pensiunan militer Rusia. Mereka dikirim dari perusahaan Rosboronexport yang merupakan BUMN nya Rusia yang menangani penjualan Alutsista (alat utama system persenjataan, Red) ke berbagai negara.

Hal ini, menjadi alasan mendasar kenapa mereka kurang mahir berbahasa Inggris. Terlebih, mereka ternyata tidak begitu pandai juga dalam bidang IT.

”Ya maaf ya, kalau boleh bilang agak kurang mengenal gadget juga, dan ini sih sama saja dengan bule kampung,” ujar pria lulusan Tehnik Penerbangan ini seraya sambil tertawa.

Kendati begitu, secara personal orang Rusia ini memiliki budaya kerja sangat baik. Mereka melaksanakan tugas dengan profesional dan sangat mudah bergaul dengan siapapun. Malah, ada salah seorang teknisi meminta jalan-jalan dengan naik ojek.

Dia menilai, keterbatasan bahasa ini mungkin disebabkan doktrin dari negaranya. Sebab, mereka adalah para teknisi yang memegang peran penting untuk bangsanya. Sehingga, sampai petunjuk teknis, tool kit dan Manual Book Sukhoi pun menggunakan bahasa Rusia.

”Inikan bisa saja ada alasan politis takut teknologinya kecium sama orang lain. Jadi, kalau pingin belajar teknologi rusia maka harus belajar dulu bahasa Rusia,” cetus Heri.

Merakit pesawat temput Shukhoi (Full Assembling) sebut dia, untuk Satu unitnya menghabiskan waktu selama Dua pekan. Dalam penanganannya masing masing bagian ada tiga teknisi. Sedangkan tugas yang diemban Heri adalah memenuhi segala kebutuhah para teknisi.

Dari perkenalannya dengan para teknisi Shukoi ini memberikan kesan mendalam bagi pria yang hobi me recovery mobil-mobil moliter antik. Tugas yang dia kerjakan ternyata sangat menambah ilmu berharga untuk kemajuan teknologi dirgantara di Indonesia.

Bahkan bila melihat nama-nama kota di Rusia pada perhelatan Piala Dunia pikirannya seakan terbayang dengan wajah-wajah orang Rusia yang dia kenal ketika bersama-sama merakit Sukhoi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan