BANDUNG – Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) berencana mengambangkan Java Preanger Coffee yang merupakan kopi khas daerah-daerah di Jawa Barat ke berbagai provinsi lain di Indonesia. Sebab, ragam varietas kopi yang dimiliki Jawa Barat dinilai banyak diminati semua orang dari berbagai provinsi maupun mancanegara.
Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan mengungkapkan, Java Preanger Coffee memiliki keunikan karena petani kopi di Jawa Barat menerapkan filosofi luwak. Filosofi tersebut menjadikan rasa yang dimiliki kopi dari Jawa Barat unik dan khas dibandingkan kopi dari daerah lainnya di Indonesia.
Aher -sapaan Ahmad Heryawan- menjelaskan, luwak hanya mengambil biji kopi yang sudah matang sebagai syarat untuk menghasilkan kopi yang terbaik. Menurutnya, cara yang diterapkan para petani kopi di Jawa Barat tersebut mampu menghasilkan produk yang lebih berkualitas.
“Proses di Jawa Barat mah apik. Tidak kopi saranggeuy, yang matang sepertiga didudut sadayana tapi kalau kopi baru sepertiga yang mateng, ya yang matengnya aja yang dipetik,” kata Aher usai pembukaan West Java and Art di Bandung (11/05).
Dikatakan Aher, saat ini kopi menjadi salah satu komoditi dan potensi unggul yang memiliki prospek pengembangan cukup menjanjikan. Untuk itu, melalui gelaran West Java Coffee and Art, dirinya berharap mampu lebih mengangkat dan mengenalkan kopi dari Jawa Barat ke berbagai daerah lain di Indonesia.
“Kita terus bekerjasama karena di tempat lain kopinya banyak kualitas baru premium dan kita akan share supaya kualitasnya naik menjadi specialty,” kata dia.
Aher melanjutkan, kualitas kopi di Jawa Barat sudah sangat baik, meski secara kuantitas belum mencukupi. Sebab, saat ini baru ada sekitar 80 ribu hektar lahan di Jawa Barat yang ditanami kopi. Maka dari itu, Pemprov Jabar berencana akan menambah 80 ribu hektar lagi lahan yang tersebar di Jawa Barat untuk ditanami kopi.
“Ke depan tentu harus terus ditambah kuantitasnya. Saya kira masih bisa tambah 80 ribu hektar lagi, nanti bekerja sama dengan Perhutani,” kata dia.
Pada gelaran Ngopi Saraosna dalam event West Java Coffee and Art yang berlangsung selama dua hari mulai 11-12 Mei tersebut. Puluhan gerai penjual kopi berderet, dikelilingi gerai yang memberikan informasi kepada para pengunjung mengenai tata cara penanaman, pengolahan sampai penyeduhan kopi.