Pemprov Kembangkan Kopi Java Preanger

Toffin, salah satu toko penjual perlengkapan kopi juga tak mau ketinggalan memanfaatkan event tersebut. Toko asal Jakarta yang sudah membuka cabang di Bandung selama tiga tahun tersebut menjual berbagai macam alat pembuat kopi, mulai dari grinder manual, mesin kopi dan berbagai peralatan lainnya.

Karyawan Toffin, Firman mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi adanya gelaran West Java Coffee & Art. Sebab, event tersebut mampu memberi keuntungan bagi para penjual perlengkapan kopi maupun penjual biji kopi. Hal tersebut dirasakan pihaknya yang berhasil menjual sebanyak 30 barang dalam event tersebut.

“Ngopi Saraosna selalu didatangi ribuan warga dan mereka memang pecinta kopi. Kami berharap Toffin bisa dikenal masyarakat luas, khususnya warga Jawa Barat,” kata Firman.

Dia mengungkapkan, adanya gelaran tersebut juga menjadi upaya pihaknya untuk lebih memperkenalkan Toffin kepada masyarakat. Pasalnya, selama ini masyarakat lebih sering membeli perlengkapan tidak langsung dari Toffin, melainkan ke beberapa reseller. Padahal, jika membeli alat-alat kopi langsung dari Toffin bisa mendapat harga lebih murah.

“Rentang harga produk Toffin berpariasi mulai dari Rp 40.000 – Rp 225.000.000,” kata dia.

Selain puluhan gerai penjual kopi, pada gelaran West Java Coffee And Art juga diadakan lelang kopi yang dilakukan Koperasi Pasar Lelang Jawa Barat (KPLJB). Sebanyak 20 ton biji kopi siap sangrai atau green beans. Lelang tersebut dilakukan agar mempermudah petani kopi dengan harga yang wajar.

Manajer lelang KPLJB, Yoke DJ Sidik mengatakan, selama ini para petani kopi selalu menjual biji kopi siap sangrai langsung kepada bandar atau pabrik besar. Hal tersebut berdampak pada harga kopi yang dijual para petani kopi dihargai lebih murah.

“Jadi harga yang diterima petani di bawah pasar yang seharusnya,” kata Yoke.

Yoke menuturkan, para pembeli yang datang kebanyakan adalah asosiasi eksportir Indonesia dari Eropa, Amerika dan Rusia. Dalam lelang tersebut, KPLJB mengambil keuntungan dua persen dari hasil penjualan. Persentase tersebut dari penyedia kopi sebesar satu persen ditambah dari pembeli satu persen.

Varietas kopi yang dilelang berasal dari daerah Kertamanah, Pangalengan, Kabupaten Bandung dengan jenis Arabika. Kopi tersebut juga telah melalui proses pasca panen, yaitu menggunakan proses wet hull atau giling basah. Selain itu, kopi yang dilelang disusum dalam katalog dengan nomor urut berupa nomor lot.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan