Kue Kering yang Terinspirasi Dari Konflik Ambon

Keberadaan Panti Asuhan Nurul Ihsah patut menjadi inspirasi untuk semua pihak. Sebab, ditengah keuletan dan doa-doa untuk memecahkan kesulitan membantu anak panti, jalan kemudahan selalu terbuka lebar.

Ali Hamzah (Job), Bandung

Menjelang datangnya bulan Ramadan, ada nuansa berbeda bagi Panti Asuhan Nurul Ihsan. Bagi anak-anak penghuni panti masa-masa menjelang datangnya bulan suci adalah saat yang ditungu-tunggu.

Menjelang Ramadan adalah hari-hari sebuk bagi seluruh anak panti untuk membuat berbagai macam kue-kue kering yang dibuat dari kreatifitas tangan-tangan mungil dibawah bimbingan Arif Bijaksana.

Panti asuhan yang beralamat di Jalan Mekar Manah no.7, Cijerah, Kota Bandung dari hasil penjualan kue-kue buatan anak-anak panti sudah dapat membiayai kebutuhan operasional panti secara mandiri.

Ketika ditemui Arifin menceritakan, Panti Asuhan Nurul Ihsan berdiri pada tahun 2000. Saat ini, ada 300 lebih penghuni anak panti. Jika kebanyakan panti-panti pada umumnya fokus pada pendidikan keagamaan. Namun, Panti asuhan Nurul Ihsan memberikan konsep pendidikan keterampilan hidup khususnya dalam bidang kewirausahaan.

’’Anak-anak dibina disini bermacam-macam, mulai dari yatim-piatu, yatim, piatu, & dhuafa,” jelas Ketua panti, Arif ketika ditemui belum lama ini.

Pada awalnya panti berdiri secara tidak sengaja. Waktu itu, keluarga Arif sedang mengadakan bakti sosial ke Ambon Maluku, karena disana sedang terjadi kerusuhan dan konflik sosial yang menyebabkan sebagian warga disana telantar dan banyak bencana kelaparan.

Arif sekeluarga pergi membawa sembako & pakaian untuk kebutuhan masyarakat Ambon. Hingga pada akhirnya setelah melakukan aksi baksos beberapa kali. Pihak kelluarga merasa kasihan dengan masa depan anak-anak korban konflik di Ambon.

’’Saya bingung dan bercampur sedih waktu itu, akhirnya saya memutuskan membawa 10 anak pada waktu itu,’’kata Arif seraya pikiranya menerawang jauh mengingat masa-masa sulit di Ambon.

Meskipun menyalurkan bantuan makanan kepada korban konflik di Ambon, banyak warga yang menjadi korban konflik memberikan anaknya untuk dibawa kepada keluarga Arif. Hal ini, membuat arif beserta keluarga sangat terharu dengan kondisi masyarakat Ambon waktu itu. Terlebih, berbagai kekerasan dan aksi pembunuhan kala itu kerap terjadi di Ambon dan Maluku.

Tinggalkan Balasan