Malah Soler menunduga aksi tersebut dilakukan karena ada segelintir orang yang cemburu kedudukannya di tim Persib.
”Tidak tahu kenapa, mungkin ada orang cemburu atau apa mau karena sepakbola. Mungkin itu. Its oke saya terima kasih banyak sama orang itu, atau tidak ada masalah,” pungkasnya.
Sementara itu, terkait dengan peran Soler, Sekretaris tim Persib Yudiana memberikan klarifikasi. Dia menyebutkan posisi Soler di Persib adalah sebagai interpreter atau pengalih bahasa karena dalam regulasi Go-Jek Liga 1 2018 sebuah tim peserta tidak diperkenankan mendaftarkan dua asisten pelatih. Penyertaan jabatan Soler sebagai interpreter dalam Daftar Susunan Pemain sebenarnya sudah sesuai aturan.
Hal itu diungkapkan Yudiana setelah merujuk kepada regulasi yang diterbitkan operator liga, PT. Liga Indonesia Baru (LIB), yang tercantum pada pasal 30 ayat 5.
”Manajemen patuh kepada regulasi yang diterbitkan oleh pihak LIB, yang mana tertera di situ jika jabatan seorang asisten pelatih hanya boleh diisi oleh satu orang,” kata Yudiana.
”Jadi dengan mengikuti aturan dari LIB, Soler di sini menjabat sebagai penerjemah daripada Mario Gomez, yang berfungsi sebagai jembatan komunikasi antara pemain dan pelatih,” tambahnya.
Karena itu, Persib tetap mendaftarkan satu asisten pelatih yakni Mochammad Herrie Setyawan untuk mendampingi pelatih kepala Mario Gomez. Meskipun saat ini, proses persamaan lisensi kepelatihan Fernando Soler di tingkat AFC masih berlangsung.
”Yang bersangkutan juga sebenarnya memiliki lisensi kepelatihan di Argentina. Namun itu masih dalam proses persamaan dengan lisensi kepelatihan yang ada di kita, yaitu yang diterbitkan AFC. Tapi, tetap saja setelah proses itu misalkan selesai, asisten pelatih Persib adalah Herrie,” tutupnya. (ign)